Ini Cara Membedakan Flu Singapura dengan Flu Musiman

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 5 April 2024 02:00 WIB

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah penderita flu singapura meningkat akhir-akhir ini. Sampai akhir Maret 2024, sudah lebih dari 5 ribu pasien terinfeksi penyakit akibat virus yang biasa disebut Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) ini.

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Penyakit Infeksius Sulianti Saroso, dr. Pompini A Sitompul, mengatakan terdapat perbedaan antara flu singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kaki (HFMD) dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

"Jadi sama-sama ada demam, nyeri tenggorok, mungkin lemas. Tetapi kalau pada flu seasonal atau flu musiman itu disertai dengan batuk. Dan biasanya batuknya kering, badannya sakit-sakit. Itu yang membedakannya," ujar Pompini dalam siaran Kementerian Kesehatan "Flu Singapura vs Flu Musiman" yang disiarkan di Jakarta, Rabu, 3 April 2024.

Dia mengatakan, virus yang menyebabkan kedua penyakit itu pun berbeda. Menurut dia, flu singapura disebabkan oleh Coxsackievirus A16 dan Entrovirus A71.

Virus-virus tersebut, katanya, dapat menyebabkan kejadian luar biasa di sejumlah negara. Di negara-negara Asia Pasifik, katanya, kejadian luar biasa disebabkan oleh Entrovirus A71, sedangkan di Eropa dan Amerika Serikat disebabkan oleh Coxsackievirus A16.

Menurut dia, virus itu paling sering menyerang bayi dan anak-anak, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Adapun untuk penularannya adalah melalui kontak langsung dari orang yang sakit ke orang lain, misalnya lewat air liur, atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.

"Yang terkontaminasi, seperti mainan anak-anak, alat makan, makanan. Kalau kita kontak dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi, kemudian kita tangan tidak cuci tangan, memegang hidung, itu akhirnya akan mudah masuk ke dalam tubuh kita," katanya.

Flu singapura memiliki pola musiman sesuai dengan kondisi iklim setiap negara. Pada sejumlah negara seperti Australia, Amerika Serikat, Hong Kong, Cina, dan Taiwan, penyakit itu muncul pada musim-musim dengan temperatur yang hangat.

"Kalau untuk negara-negara yang mempunyai iklim hangat sepanjang tahun, maka penularan ini bisa terjadi juga sepanjang tahun. Contohnya di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam," katanya.

Dia menjelaskan, anak-anak memiliki risiko terkena penyakit tersebut karena kebersihannya kurang. Selain itu, anak-anak di tempat penitipan anak juga berisiko. Meski tidak terlihat sakit, katanya, mereka dapat membawa virus tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak dari RSPI dr. Nuraliza menjelaskan bahwa pada flu singapura muncul lesi berupa bintil-bintil berisi air di tubuh, contohnya di tangan, kaki, bahkan dalam mulut, yang menyebabkan sariawan sehingga menimbulkan rasa sakit saat menelan.

Dokter spesialis anak Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo Sp.A(K) mengatakan flu singapura berbeda dengan sariawan biasa meskipun sama-sama menyebabkan lesi di mulut.

“Sariawan biasa hanya di mulut, wujudnya hampir sama, maka kadang-kadang orang tua ke dokter anaknya nggak mau makan pas dilihat karena ada lesinya di mulutnya,” kata Edi dalam diskusi daring, Selasa, 2 April 2024.

Lesi di mulut pada HFMD sama seperti sariawan yang juga dapat menyebabkan anak malas makan dan kesulitan menelan. Lesi dan lentingan juga bisa muncul di sekitar mulut bagian luar dan bibir.

Selain sariawan, penyakit lain yang juga kerap disamakan dengan Flu Singapura adalah cacar air dan campak. Namun Edi menegaskan bahwa keduanya berbeda dengan Flu Singapura dilihat dari lokasi munculnya lesi.

“Cacar air, lesinya di badan baru keluar, lesi lentingan tepi kulitnya merah kalau Flu Singapura tidak, dari lokasinya Flu Singapura paling sering di telapak kaki, telapak tangan dan mulut, kalau cacar jarang di telapak tangan,” katanya.

Meskipun tergolong penyakit ringan yang bisa sembuh dalam tujuh hari, Edi mengharapkan orang tua bisa mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Flu Singapura semakin banyak dengan mengisolasi anak jika demam dan muncul bintik merah pada telapak kaki, tangan dan mulut.

“Kalau anak kena Flu Singapura di isolasi dan cegah kontak dengan anak lain karena ini menular, masa infeksius 3-5 hari, 7 hari dia sudah tidak menular walaupun lesinya dalam tahap penyembuhan tapi tidak menular,” kata Edi.

ANTARA

Advertising
Advertising

Pilihan Editor Bahlil Lahadalia Sebut Menteri ESDM Kader PDIP, Respons Arifin Tasrif?

Berita terkait

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

19 hari lalu

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

Pakar kesehatan kebersihan dan kekuatan imunitas tubuh dapat mencegah tertular flu Singapura. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

23 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Musim Mudik Lebaran, Waspadai Penularan Flu Singapura di Perjalanan

33 hari lalu

Musim Mudik Lebaran, Waspadai Penularan Flu Singapura di Perjalanan

Waspada dan jaga kesehatan di tengah ancaman penularan flu Singapura selama musim libur dan mudik Lebaran. Perhatikan hal ini.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

33 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

33 hari lalu

Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

33 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Cara Mencegah Flu Singapura

37 hari lalu

Penyebab dan Cara Mencegah Flu Singapura

Beberapa pasien flu Singapura bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.

Baca Selengkapnya

Cermati Gejala-gejala Flu Singapura

38 hari lalu

Cermati Gejala-gejala Flu Singapura

Anak-anak paling berisiko kena flu Singapura terutama yang lebih kecil atau balita. Meski jarang, penyakit ini bisa juga terjadi di orang dewasa

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

38 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

39 hari lalu

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.

Baca Selengkapnya