Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Grace gandhi
Selasa, 2 April 2024 08:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI tetap optimistis atas keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 pada Ahad, 31 Maret 2024.
Stimulus restrukturisasi kredit merupakan kebijakan penopang kinerja debitur, perbankan, dan perekonomian secara umum untuk melewati periode pandemi.
Direktur Utama BRI, yang juga Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Sunarso menilai restrukturisasi terbukti mampu menyelamatkan sebagian besar bisnis UMKM selama menghadapi pandemi Covid-19. Secara internal, BRI sudah tidak menggunakan kebijakan tersebut sejak 2023 sebagai upaya penerapan prudential banking.
Dia menambahkan, BRI juga telah menerapkan langkah antisipatif sebagai respons berakhirnya relaksasi pada Maret 2024. "BRI telah menyiapkan soft landing strategy. Kami optimistis berakhirnya relaksasi tersebut tidak akan berdampak signifikan pada kinerja kualitas kredit maupun kinerja keuangan BRI secara umum,” kata Sunarso dalam keterangan resmi pada Senin, 1 April 2024.
Selain itu, antisipasi risiko lainnya yang diambil BRI adalah dengan pencadangan yang memadai. Per akhir Desember 2022, tercatat non-performing loan atau (NPL) coverage BRI berada di level 305,73 persen.
Selanjutnya: Cadangan tersebut digunakan untuk menghapus buku kredit UMKM....
<!--more-->
Cadangan tersebut digunakan untuk menghapus buku kredit UMKM yang benar-benar sudah tidak bisa direstrukturisasi lagi. Pada Desember 2023, NPL Coverage turun ke level 229,09 persen. Namun, cadangan tersebut masih sangat memadai apabila terjadi pemburukan.
Sebelumnya, Sunarso pada medio Februari 2024 lalu mengungkapkan bahwa perseroan telah mencatatkan penyusutan nilai kredit terdampak Covid-19 yang direstrukturisasi. Adapun outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 per Desember 2023 turun dari Rp 107,2 triliun menjadi Rp 54,5 triliun.
“Apabila dihitung dari puncaknya, Rp 210 triliun itu sudah keluar dari status restrukturisasi sehingga sekarang outstanding-nya tinggal Rp 54 triliun,” ucap Sunarso.
Dia menyebut bahwa sejak awal pandemi terjadi, BRI telah mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan UMKM yang berperan krusial terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan catatannya, UMKM berkontribusi sebesar 60,3 persen dari total Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia.
"Fokus BRI dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM pada saat pandemi tersebut pun menjadi motor kinerja keuangan BRI pada saat itu," kata Sunarso.
Pilihan Editor: MTI Kritisi Sistem Pendaftaran Mudik Gratis, Satu Orang Daftar di Lebih dari Satu Penyedia