Maret Mulai Panen Padi, Pengamat Ragu Bisa Turunkan Harga Beras

Sabtu, 2 Maret 2024 15:11 WIB

Foto aerial sejumlah petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Desa Cangkring B Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras kembali naik per Sabtu, 2 Maret 2024. Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional atau Bapanas, rata-rata harga beras premium naik 0,43 persen menjadi Rp 16.520 per kilogram. Sedangkan harga beras medium naik 1,05 persen menjadi Rp 14.470.

Sejumlah pengamat dan asosiasi berpendapat bulan Maret 2024 akan terjadi masa panen, puncaknya di bulan April. Pemerintah pun mengklaim panen bulan ini akan menghasilkan 3,5 juta ton beras dengan asumsi luas tanam di atas lahan 1 juta hektar.

Namu Ketua Komunitas Industri Berat Rakyat atau KIBAR Syaiful Bahari ragu masa panen itu memberi dampak positif terhadap penurunan harga beras. Syaiful menduga pemerintah masih akan mengandalkan beras impor dalam melakukan stabilisasi harga beras.

Hal itu tercermin dari keraguan pemerintah saat memutuskan kembali impor beras 1,6 juta ton setelah mengumumkan bakal impor 2 juta ton. Hingga tahun ini, total yang direncanakan sekitar 3,6 juta ton. Menurut Syaiful, penurunan harga beras akan terjadi, tapi tidak banyak.

"Penurunan harga tersebut bersifat semu, setalah panen raya lewat diperkirakan harga kembali naik kembali," kata dia saat dihubungi Jumat, 1 Maret 2024.

Advertising
Advertising

Ia membantah pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang menyebut harga beras sudah turun. Jokowi sebelumnya menyatakan harga beras sudah turun. Masyarakat diminta memeriksa sendiri di Pasar Induk Beras Cipinang.

"Pernyataan tersebut tidak masuk akal," kata Syaiful.

Menurut Syaiful, tugas pemerintah adalah menyediakan beras murah sampai ke pasar-pasar kampung dan warung-warung. Tidak sebatas di pasar induk dan operasi beras SPHP.

Pengamat pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, mengatakan harga beras terlihat turun di Pasar Induk Beras Cipinang karena beras impor sudah mulai berdatangan. Sedangkan pergerakan harga gabah versus harga beras belum stabil.

Berdasarkan data yang ia peroleh, harga gabah sudah turun di beberapa daerah, tapi harga beras belum juga turun. Sehingga, ia memprediksi harga beras masih tidak akan turun secara signifikan. Oleh karena itu, ia mengimbau agar pemerintah hadir dengan mengintervensi kebijakan jika harga gabah semakin anjlok.

"Pemerintah bisa memulai dari merevisi HPP yang harganya sudah tidak relevan lagi," kata dia.

Sementara itu, pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah atau HPP gabah kering panen (GKP) seharga Rp 5000 per kilogram di tingkat petani. Padahal, produksi GKP per September 2022 sebesar Rp 5.667 per kilogram.

AISYAH AMIRA WAKANG

Pilihan Editor: BI Masih Uji Coba Rupiah Digital, Pengamat: Permudah Pelacakan Transaksi Korupsi

Berita terkait

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

8 jam lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sebut Stok Aman Menjelang Idul Adha, Jokowi Tak Khawatir Harga Naik

1 hari lalu

Sebut Stok Aman Menjelang Idul Adha, Jokowi Tak Khawatir Harga Naik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis tidak ada lonjakan harga bahan pokok menjelang Idul Adha karena stok pangan aman.

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

10 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

10 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

11 hari lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Jumat, 3 Mei 2024, dimulai dari harta kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang belakangan jadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

12 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

13 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

21 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Usai Panen di Gorontalo, Jokowi Target Kurangi Impor Jagung

23 hari lalu

Usai Panen di Gorontalo, Jokowi Target Kurangi Impor Jagung

Jokowi berharap produksi komoditas jagung dapat terus meningkat sehingga mengurangi impor.

Baca Selengkapnya

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

40 hari lalu

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah bahwa penyaluran Bansos menjelang Pilpres sebabkan kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya