Analis Sebut Rupiah Masih Melemah meski Pilpres Satu Putaran, Ini Alasannya
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Agung Sedayu
Sabtu, 17 Februari 2024 16:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpeluang melemah pada pekan depan. Pemilihan presiden atau Pilpres satu putaran tidak mampu memperkuat rupiah. Menurut dia, pengaruh ekspektasi pasar terhadap masa depan kebijakan moneter Bank Sentral AS alias The Fed masih besar pada pergerakan rupiah dan dolar AS.
“Efek Pemilu satu putaran tertutupi oleh ekspektasi terhadap kebijakan The Fed ini,” ujar Ariston ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 17 Februari 2024. Padahal, kata dia, Pemilu satu putaran memberikan sentimen positif ke pasar keuangan Indonesia yang terlihat pada pergerakan positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ariston menjelaskan, pada pekan ini ada data yang berkaitan dengan inflasi bulan Januari yaitu data Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI). Keduanya tercatat lebih baik dari prediksi yang menunjukkan bahwa inflasi AS masih sulit turun ke arah target Bank Sentral AS di level 2 persen. Padahal, data penjualan ritel AS pada Januari lalu menunjukkan penurunan.
“Korelasinya, seharusnya bila demand turun, harga turun. Tapi malah sebaliknya. Ini mendorong ekspektasi pasar bahwa the Fed akan menahan suku bunga acuannya lebih lama lagi,” kata dia.
Pada awal pekan depan, Ariston mengatakan indeks dolar kemungkinan masih akan menguat terhadap rupiah, sembari menantikan data-data AS yang baru.
Pergerakan dolar AS terhadap nilai tukar masih terpengaruh oleh rilis data ekonomi AS yang baru. “Pekan depan data ekonomi AS penting akan dirilis di Kamis malam yaitu data perumahan dan data PMI (Purchasing Managers Index),” tuturnya.
Sementara dari dalam negeri, kata dia, hasil rapat Bank Indonesia kemungkinan tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena tidak ada perubahan kebijakan. “Tapi data current account mungkin bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah bila hasilnya menunjukkan penurunan,” ucap analis itu.
Lebih lanjut, Ariston menuturkan bahwa isu perlambatan ekonomi global juga masih akan mempengaruhi pergerakan dolar AS yang posisinya sebagai aset aman terhadap nilai tukar lainnya.
Penurunan pertumbuhan ekonomi negara-negara besar pada pekan ini, yakni Jepang dan Inggris, kemungkinan bisa membantu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
Dengan demikian, Ariston memprediksi peluang pelemahan rupiah masih terbuka. “Meski tidak menutup adanya pembalikan arah,” katanya. Dia mengatakan rupiah berpotensi berada di kisaran level Rp 15.500 hingga Rp 15.700 per dolar AS.
Sementara pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 16 Februari 2024, mata uang rupiah ditutup stagnan di level Rp 15.623 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 50 poin.
Pemilihan presiden atau Pilpres diprediksi akan belangsung satu putaran. Dari hitung cepat dan perhitungan sementara KPU, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dibanding pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Pilihan Editor: Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Gibran: Saya Belum Dilantik Sudah Pada Ribut