Faisal Basri Beberkan 3 Kegagalan Program Jokowi yang Luput Dibahas dalam Debat Cawapres

Selasa, 6 Februari 2024 17:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia sekaligus pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri membeberkan sejumlah program Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang luput dalam Debat Cawapres pada akhir pekan lalu. Menurutnya, program-program tersebut gagal namun kurang dialami dalam Debat Pemilu 2024.

Program pertama yang menjadi sorotannya adalah pemberian bantuan sosial atau bansos. Ia menilai meningkatnya anggaran bansos menunjukkan kegagalan Jokowi dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

"Gagal Jokowi, terbukti bahwa orang yang rentan hidupnya itu tidak turun, tercermin dari bansos yang naik terus. Tidak ada capres yang berani ngomong begitu," kata Faisal Basri di Jakarta Selatan pada Senin, 5 Februari 2024.

Dia pun menyayangkan tidak ada calon presiden yang berani menyatakan bahwa Jokowi gagal dalam mengurus persoalan perlindungan sosial ini. Meskipun, capres nomor 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyinggung soal dugaan politisasi bansos saat debat Pemilu kelima.

Padahal, menurut dia, kenaikan anggaran bansos menjelang Pemilu 2024 telah menunjukkan bahwa Jokowi telah menyalahgunakan anggaran pendapatan dan belanja negara. Terlebih ada pernyataan dari Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN yang mengklaim bahwa bansos tersebut berasal dari Jokowi, bukan dari negara.

Advertising
Advertising

"Etika dan moral ini digembar-gemborkan oleh nomor 1 dan nomor 3, tapi ini enggak keluar karena takut konsekuensi penyerang Jokowi," kata dia.

Selanjutnya: Program Merdeka Belajar sesat<!--more-->

Kebijakan Jokowi lainnya yang menjadi sorotan adalah program Merdeka Belajar. Faisal Basri mengatakan program itu sesat karena tak menunjukkan hasil yang sesuai dengan target. Ia merujuk pada skor matematika, sains, dan membaca yang turun. Sayangnya, kata dia, tidak ada Capres yang berani mengungkapkan ini.

Kemudian ia menyoroti program hilirisasi nikel. Faisal Basri menyayangkan tidak ada Capres yang dengan luas menyatakan bahwa kebijakan hilirisasi adalah kegagalan. Dia menjelaskan kebijakan ini lebih banyak menguntungkan China ketimbang Indonesia.

Ia menjelaskan keuntungan yang dirasakan Indonesia atas regulasi tersebut tak kurang dari 10 persen. Sementara 90 persennya lari ke China. Kalau hilirisasi yang diterapkan sekadar mengolah bijih nikel menjadi NPI atau feronikel, kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia hanya akan mendukung industrialisasi di Cina.

Pasalnya, kata dia, 95 persen bijih nikel di Indonesia digunakan untuk perusahaan-perusahaan di Cina. Pada awalnya bijih nikel dibanderol dengan harga US$ 34 oleh pemerintah Indonesia. Padahal, menurut Faisal Basri, di Shanghai bijih nikel dijual dengan harga US$ 80.

"Kebijakan larang melarang ekspor nikel itu kebijakan paling biadab, secara teori segala ini menciptakan kerugian bagi negara itu paling besar," ujarnya.

Pilihan Editor: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Tak Ingin Anggaran Bansos Dinaikkan, Kenapa?

Berita terkait

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

22 menit lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

58 menit lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

3 jam lalu

4 Permintaan Muhammadiyah ke Jokowi soal Pembentukan Pansel KPK

PP Muhammadiyah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi mengenai pembentukan Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

4 jam lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

4 jam lalu

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

Bawaslu menyatakan PKPU tentang pencalonan diperlukan untuk menghindari sengketa pada proses Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

4 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

5 jam lalu

Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Penugasan untuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro dari Jokowi berlaku per hari ini.

Baca Selengkapnya

Sekretariat Presiden Kucurkan Bantuan untuk Korban Luka Saat Kunjungan Jokowi di Kabupaten Muna

5 jam lalu

Sekretariat Presiden Kucurkan Bantuan untuk Korban Luka Saat Kunjungan Jokowi di Kabupaten Muna

Seorang warga Kabupaten Muna terluka kejatuhan dahan pohon saat helikopter superpuma yang ditumpangi Presiden Jokowi mendarat di alun-alun.

Baca Selengkapnya

198 PSN Rp1.614 Triliun Selesai Dibangun pada 2016-2024, Jokowi Akan Evaluasi yang Lelet

6 jam lalu

198 PSN Rp1.614 Triliun Selesai Dibangun pada 2016-2024, Jokowi Akan Evaluasi yang Lelet

Sebanyak 198 PSN telah rampung dibangun selama periode 2016 hingga 2024, dengan nilai proyek Rp1.614 triliun, sementara yang lelet akan dievaluasi.

Baca Selengkapnya