Bahlil Pamer Capaian Investasi Hasil Hilirisasi dan Industrialisasi, Sindir Tom Lembong
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Grace gandhi
Rabu, 31 Januari 2024 15:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pamerkan nilai investasi lima tahun terakhir. Bahlil memaparkan angka investasi per sektor dengan perubahan arah kepada hilirisasi dan industrialisasi.
"Waktu kami masuk ke BKPM, investasi sektor jasa paling besar. Sementara di sektor logam, manufakturnya di industri itu paling kecil," ucapnya dalam agenda Trimegah Political and Economic Outlook 2024 di Ritz-Carlton Jakarta pada Rabu, 31 Januari 2024.
Pada 2019, porsi investasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 17 persen atau senilai Rp 130 triliun. Sementara investasi pada sektor listrik, gas dan air sebesar 15,6 persen atau Rp 120 triliun. Kemudian, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran 8,8 persen dengan nilai Rp 71,1 triliun. Pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 7,6 persen atau Rp 61,6 triliun. Terakhir, pada industri pertambangan sebesar 7,4 persen dengan nilai Rp 50,5 triliun.
Bahlil mengungkapkan, kebijakan pun diubah setelah permintaan hilirisasi dan industrialisasi oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. "Bagaimana kebijakannya berubah? Yang sektor biasanya, insentif dan kemudahannya tidak lebih baik daripada sektor yang akan membangun pabrik atau industri."
Kini, kata Bahlil, investasi sektor industri sudah menjadi nomor satu dengan angka 14,1 persen. "Ini adalah hasil dari hilirisasi dan industrialisasi," tuturnya.
Selanjutnya: Berdasarkan data 2023, tercatat investasi industri logam dasar, barang logam....
<!--more-->
Berdasarkan data 2023, tercatat investasi industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya 14,1 persen atau Rp 200,3 triliun. Sementara untuk sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 12,3 persen atau Rp 159,8 triliun.
Lalu, ada sektor pertambangan 11 persen senilai Rp 156,5 triliun. Kemudian pada sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar 8,1 persen atau Rp 115,2 triliun. Sedangkan untuk idustri kimia dan farmasi sebesar 7,4 persen atau Rp 105 triliun.
Ia pun menyindir Thomas Lembong atau Tom Lembong dengan membandingkan capaiannya tersebut dengan Kepala BKPM sebelum dia. Tom Lembong menjabat sebagai Kepala BKPM selama 2016 sampai 2019. Mulai tahun 2019, Bahlil menjabat sebagai Kepala BKPM.
Saat ini Tom Lembong adalah Co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin atau AMIN).
"Saya yakin BKPM sebelum saya itu belum menghitung dengan baik, karena mungkin ilmunya terlalu tinggi," kata Bahlil.
Pilihan Editor: Tak Hanya Guyur BLT, Jokowi Juga Akan Naikkan Gaji ASN, TNI, dan Polri