TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Investasi buka suara perihal alasan perusahaan produsen komponen elektronik asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co., Ltd alias Foxconn, tak kunjung membangun pabrik di Indonesia.
"Foxconn masih negosiasi sama calon partner-nya," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi sekaligus Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Senin, 23 Oktober 2023. "Kemudian dia juga masih memetakan siapa yang bisa menjadi potensial market-nya mereka."
Menurut Nurul, ini lantaran Foxconn tidak hanya memproduksi untuk merek atau brand dia sendiri. Sebagai informasi, Foxconn adalah penyedia komponen elektronik untuk merek Apple, Intel, Microsoft, Samsung, dan sebagainya.
"Jadi, dia bisa menawarkan juga ke potensi market yang lain untuk bisa disiapkan produknya," tutur Nurul.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berencana untuk mengunjungi Foxconn. Ini untuk memastikan investasi perusahaan tersebut bisa terealisasi pada 2023.
“Foxconn, saya rencana mau ke sana. Rencananya setelah 17 Agustus,” kata Bahlil di Jakarta pada Jumat, 21 Juli 2023.
Bahlil juga membantah jika Foxconn batal berinvestasi di Tanah Air lantaran tidak kunjung merealisasikan rencana investasinya. “Nggak (batal) dong, jangan terlalu batal, batal. Saya alergi. Janganlah,” ujarnya pula.
Bahlil juga memastikan komitmen Foxconn untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia. Perusahaan ini berencana untuk menginvestasikan sebanyak US$ 8 miliar untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik.
Foxconn, Gogoro, IBC, dan Indika telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Investasi pada 21 Januari 2022 lalu. Kerja sama yang disepakati adalah pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan melalui investasi pada baterai listrik, kendaraan listrik, dan berbagai industri pendukungnya melalui skema kerja sama build-operate-localize di Indonesia.
Keempat perusahaan itu juga berencana berinvestasi di industri kendaraan listrik, yaitu kendaraan listrik roda empat, roda dua, dan bus listrik; industri baterai kendaraan listrik; dan industri pendukung; energy storage system, stasiun penukaran baterai, industri daur ulang baterai, research & development dan pelatihan.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya ke-4 RI yang Turut Sokong Investasi di IKN