Begini Janji Cawapres Mahfud Md, Gibran dan Cak imin Untuk Memajukan Desa
Reporter
Andika Dwi
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 22 Januari 2024 17:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Debat keempat Pilpres 2024 yang dikhususkan untuk calon wakil presiden atau cawapres telah diselenggarakan pada Minggu malam, 21 Januari 2023 di JCC Senayan, Jakarta. Debat kali ini mengusung tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Salah satu isu yang dibahas pada debat keempat itu adalah pembangunan desa agar warga desa tidak pergi ke kota. Ketiga cawapres yakni cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD pun memiliki strategi khusus untuk memajukan desa. Lantas, apa saja janji Cak Imin, Gibran dan Mahfud untuk memajukan desa?
Cak Imin
Muhaimin Iskandar berjanji akan memberi anggaran dana desa sebesar Rp 5 mliiar per desa per tahun. Hal itu dikatakan Muhaimin saat menjawab pertanyaan dari panelis terkait kebijakan dan strategi pasangan calon, agar warga desa lebih berminat untuk tinggal dan membangun desanya.
Ia menjelaskan akan memberi dana tersebut diberikan dengan tujuan untuk membangun infrastruktur dan transformasi desa agar menjadi desa maju dan mandiri. "Ke depan, kita naikkan lagi anggaran Rp5 miliar per desa," katanya.
Lebih lanjut, Cak Imin menyampaikan bahwa dana desa itu tidak hanya ditujukan untuk infrastruktur saja, tapi juga untuk pertumbuhan ekonomi desa melalui badan usaha milik desa.
"Berbagai kegiatan wirausaha tumbuh, pertanian, peternakan dan ekonomi kreatif, sehingga orang tertarik ke desa," kata dia.
Dengan menambahkan anggaran dana desa, dia berharap masyarakat desa bisa membangun desa sehingga kegiatan ekonomi bisa memadai. Dengan begitu, masyarakat desa tidak akan pergi ke kota, melainkan membangun daerah asal.
"Sehingga masyarakat tidak lagi tertarik menjadi urbanisasi, tapi cukup kembali ke desa, membangun desa untuk pembangunan bangsa," ujar Muhaimin.
Selanjutnya: Gibran<!--more-->
Untuk memajukan desa serta mencegah warga desa migrasi ke kota, Gibran ingin menumbuhkan rasa sense of belonging atau rasa memiliki dari masyarakat desa. Dengan begitu, masyarakat desa bisa membangun kesejahteraan daerah asal.
"Intinya di sini adalah bagaimana kita menumbuhkan sense of belonging dari masyarakat desa," ungkap Gibran.
Sebagai contohnya, Gibran memaparkan sebuah desa wisata di Mojokerto yang berhasil membuat warganya merasa betah dan tidak ingin merantau ke kota. Bahkan desa tersebut berhasil meraih penghargaan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sebagai desa wisata nomor satu se-Indonesia.
"Ini adalah desa wisata dibangun dengan crowdfunding. Jadi masyarakat desa punya saham di destinasi wisata tadi," paparnya.
Wali Kota Solo ini berjanji akan mengadopsi konsep desa wisata tersebut ke desa lain apabila terpilih di Pilpres 2024. Sehingga nantinya masyarakat desa tidak meninggalkan desa, tapi justru memajukan desa.
"Ini salah satu contoh yang baik cara bagaimana agar masyarakat desa tidak meninggalkan desa atau mencari pekerjaan di kota. Kita bangun sense of belonging," ujar Gibran.
Selain itu, Gibran juga akan meningkatkan dana desa yang sudah ada. Ia menilai dana desa terbukti meningkatkan angka desa mandiri. "Angka dana desa akan ditingkatkan sesuai dengan kekuatan fiskal di dalam negeri," kata dia.
Selanjutnya: Mahfud Md<!--more-->
Mahfud Md juga memiliki strategi khusus untuk memajukan desa. Dia menjelaskan bahwa pasangannya, yakni calon presiden Ganjar Pranowo telah sukses membuat sejumlah program guna memajukan desa.
Beberapa diantaranya adalah program 1000 Embung, Desa Mandiri, Mandiri Energi dan Mandiri Pangan hingga Pembangunan Irigasi dalam rangka mengatasi persoalan yang terjadi di desa.
Mahfud mencontohkan salah satu desa yang sukses dari program desa mandiri adalah Desa Panggungharjo di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. "Ada satu daerah Panggungharjo, desa itu dikenal sangat maju koperasinya, jalan irigasinya, jalan UMKM-nya, jalan dikelola oleh desa itu dengan baik," kata Mahfud.
Mahfud kemudian menyoroti banyaknya desa yang lambat berkembang lantaran negara terlalu mengintervensi. Ia lalu mengutip filosofi Jawa "deso mowo coro, negoro mowo toto" yang berarti setiap daerah punya kearifan lokal, sehingga negara yang harus memadukannya.
"Ini yang di daerah-daerah lain tidak jalan. Negara terlalu intervensi ke desa soal administratif," pungkasnya.
RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Gibran Mau Cabut Tambang Ilegal, Pengamat: Benahi Dulu Rahim Kekuasaan