Asosiasi Sebut Omzet UMKM Tak Sebanyak Pemilu Sebelumnya
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Grace gandhi
Rabu, 29 November 2023 19:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) Hermawati Setyorinny menuturkan omzet atau keuntungan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama masa menjelang pemilihan umum atau Pemilu 2024 mengalami penurunan dibandingkan pesta demokrasi sebelumnya.
"Kalau dulu itu 10 kali lipat (dibandingkan omzet periode normal), sekarang hanya 5 kali lipat," kata Hermawati saat dihubungi Tempo pada Selasa, 28 November 2023.
Dia menjelaskan, UMKM yang mendapat keuntungan besar ketika masa Pemilu 2024 adalah produsen alat kampanye. Contohnya adalah produsen kaos, jaket, topi, spanduk, dan baliho.
Selain itu, pelaku usaha penyewaan transportasi, restoran, hingga penginapan di masing-masing daerah juga kebanjiran pesanan. Ini karena mobilitas kampanye yang mencakup seluruh daerah di Indonesia.
Hermawati menjelaskan, penurunan omzet UMKM pada masa kampanye Pemilu 2024 disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, waktu kampanye yang lebih pendek daripada masa pemilihan sebelumnya.
Selanjutnya: Sebagai informasi, waktu kampanye Pemilu tahun depan....
<!--more-->
Sebagai informasi, waktu kampanye Pemilu tahun depan dimulai sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Jika dihitung, waktu kampanye ini adalah 75 hari atau 2,5 bulan. Sedangkan masa kampanye pada Pemilu 2019 mencapai 6 bulan.
Penyebab lainnya, menurut Hermawati, adalah lamanya waktu penetapan bakal calon wakil presiden. Ini membuat pelaku UMKM menunda produksi.
Selain itu, dia menyebut, setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden biasanya memiliki pengusaha besar yang mendukung mereka. Pengusaha tersebut memiliki pabrik besar yang bisa memproduksi alat kampanye dengan lebih murah.
"Makanya sekarang yang baliho pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 2 itu kan semua seragam, itu pasti perusahaan besar bukan UMKM," tutur Hermawati.
Pilihan Editor: Ekonom Ungkap Investor Pertanyakan Siapa yang Jadi Pengganti Luhut dan Sri Mulyani di 2024