Bulog Ungkap Impor Beras Banyak yang Dibatalkan, Persaingan dengan Eropa Penyebabnya

Jumat, 17 November 2023 18:51 WIB

Buruh angkut melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Selasa 7 November 2023. Perum Bulog memastikan cadangan beras pemerintah yang dikuasai oleh Bulog aman hingga tahun 2024 dengan tambahan penugasan impor beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Perum Bulog mengaku kesulitan mendapatkan beras impor. Padahal, banyak negara yang semula menawarkan ekspor beras ke Indonesia. Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan hal itu terjadi lantaran terjadi persaingan dengan negara-negara Eropa.

"Sudah dapat kontrak tapi mereka (negara importir) membatalkan. Karena sekarang terus terang, Eropa belinya lebih tinggi daripada Indonesia," kata Febby saat ditemui di kantor Ombudsman RI, Jakarta Selatan pada Jumat, 17 November 2023.

Menurut Febby, Eropa kini banyak mengimpor beras. Musababnya, banyak negara-negara di Eropa yang mulai beralih dari gandum ke beras. Hal tersebut berkaitan dengan pembatasan gandum akibat situasi geopolitik negara penghasil gandum terbesar di dunia, yaitu Rusia dan Ukraina.

Selain itu, Febby mengungkapkan harga beli Bulog pun kalah dari Filipina. Ia mengungkapkan Filipina mampu mengimpor beras dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Memilih beras impor pun, ujarnya, semakin sulit karena seleksinya lebih ketat.

"Ini menariknya untuk beberapa kondisi impor saat ini, jadi tidak segampang yang kemarin-kemarin," kata dia.

Advertising
Advertising

Impor beras 2 juta ton

<!--more-->

Adapun pemerintah telah memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton pada 2024 mendatang. Impor dilakukan kembali untuk memenuhi kebutuhan stok bantuan pangan atau bansos beras. Kebijakan ini berkaitan dengan keputusan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk meneruskan penyaluran bansos beras hingga Juni 2024.

Impor beras juga dilakukan untuk mengantisipasi tirisnya hasil produksi dalam negeri pada awal tahun akibat panen raya yang diprediksi mundur. Menurut pemerintah, impor 2 juta beras perlu dilakukan karena bantuan pangan beras di tiga bulan awal 2024 membutuhkan 640 ribu ton ditambah beras SPHP hampir 250.000 sehingga totalnya 900 ribu ton.

Kendati demikian, Kementerian Perdagangan hingga saat ini belum mengeluarkan surat izin impor tersebut. Bulog pun masih menyelesaikan penugasan impor beras sebanyak 1,5 juta ton hingga akhir tahun ini. Bahkan, Bulog mengungkapkan kontrak impor 2023 ini terancam batal sebanyak 500.000 ton.

RIANI SANUSI PUTRI

Pilihan editor: Polemik Bantuan Pangan Beras Jokowi Menjelang Pemilu 2024

Berita terkait

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

8 jam lalu

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

Bea Cukai sedang kebanjiran kritik dari publik. Ekonom menilai kritik itu baik untuk perbaikan di tubuh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

21 jam lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

21 jam lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

22 jam lalu

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

Askolani dilantik menjadi Dirjen Bea Cukai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Maret 2021.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

2 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

2 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Jokowi akan Gelar Rapat Khusus Bereskan Segudang Masalah Bea Cukai

2 hari lalu

Jokowi akan Gelar Rapat Khusus Bereskan Segudang Masalah Bea Cukai

Bea Cukai saat ini tengah ramai disorot imbas beragam masalah penindakan barang impor.

Baca Selengkapnya

Ramai Peti Jenazah Kena Bea Masuk 30 Persen, Kemenkeu: Tak Ada Penetapan Pungutan

3 hari lalu

Ramai Peti Jenazah Kena Bea Masuk 30 Persen, Kemenkeu: Tak Ada Penetapan Pungutan

Kementerian Keuangan memastikan peti jenazah tidak termasuk dalam barang yang dikenakan bea masuk dan pajak dalam rangka impor

Baca Selengkapnya

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

6 hari lalu

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Selengkapnya