Utang Luar Negeri RI Turun jadi USD 393,7 Miliar, BI: Pemerintah Bayar Pokok dan Bunga Tepat Waktu
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 15 November 2023 12:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkap utang luar negeri Indonesia pada triwulan ketiga 2023 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan ketiga 2023 tercatat sebesar US$ 393,7 miliar, turun dibandingkan akhir triwulan kedua 2023 yang mencapai US$ 396,5 miliar.
Penurunan posisi utang luar negeri ini terutama bersumber dari sektor publik. Dengan perkembangan tersebut, utang luar negeri Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1 persen Year on Year (YoY), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,2 persen YoY.
“Utang luar negeri pemerintah juga menurun dibandingkan dengan triwulan lalu,” demikian bunyi keterangan tertulis yang dikutip dari dari situs web BI pada Rabu, 15 November 2023.
Posisi utang luar negeri pemerintah pada akhir triwulan ketiga 2023 tercatat sebesar US$ 188,3 miliar. Nilai tersebut turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 192,5 miliar, atau secara tahunan tumbuh sebesar 3,3 persen YoY.
Penurunan posisi utang luar negeri pemerintah dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden. Di mana pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik pindah ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.
“Selain itu, pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu,” demikian kata BI. “Serta mengelola utang luar negeri secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.”
Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), pemanfaatan utang luar negeri terus diarahkan. Agar fokus mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas.
Sehingga mampu menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi perekonomian global. Dukungan itu mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9 persen dari total utang luar negeri pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,3 persen), jasa pendidikan (16,7 persen), konstruksi (14,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (10,1 persen).
“Posisi utang luar negeri pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh utang luar negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total utang luar negeri pemerintah,” tulis BI.
Selanjutnya: Utang luar negeri swasta...
<!--more-->
Utang luar negeri swasta
Adapun utang luar negeri swasta tetap terkendali dan masih melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Posisi utang luar negeri swasta pada akhir triwulan ketiga 2023 tercatat sebesar US$ 196 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 194,6 miliar.
Secara tahunan, utang luar negeri swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,8 persen YoY, melanjutkan kontraksi pada triwulan kedua 2023 sebesar 5,3 persen YoY. Kontraksi pertumbuhan utang luar negeri itu bersumber dari lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen YoY dan 3,9 persen YoY.
Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/ air panas, dan udara dingin. Serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,4 persen dari total utang luar negeri swasta.
“Utang luar negeri swasta juga tetap didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,7 persen terhadap total utang luar negeri swasta,” kata BI seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.
Secara keseluruhan, struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Utang luar negeri Indonesia pada triwulan ketiga 2023 tetap terkendali sebagaimana tecermin dari rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 28,9 persen, dari 29,3 persen pada triwulan sebelumnya.
“Serta didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,6 persen dari total utang luar negeri,” tulis BI.
Dalam rangka menjaga agar struktur utang luar negeri tetap sehat, BI dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan utang luar negeri. Didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Caranya meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Pilihan Editor: Utang Pemerintah Hampir Tembus Rp 8.000 Triliun, Ekonom Ingatkan Hati-hati Belanja Fiskal