Survei Populix: Pinjol Terbanyak Digunakan untuk Biayai Kebutuhan Rumah Tangga
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 24 Oktober 2023 14:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei terbaru dari perusahaan riset berbasis digital, Populix, menyebutkan pinjaman online alias pinjol paling banyak digunakan masyarakat untuk membiayai kebutuhan rumah tangga.
Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, menjelaskan, dalam survei bertajuk “Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption” itu diketahui sebanyak 51 persen responden mengaku menggunakan pinjol untuk membiayai kebutuhan rumah tangga.
Berikutnya, responden menggunakan pinjol untuk dijadikan modal bisnis (41 persen) dan membeli perlengkapan pendukung pekerjaan (25 persen). Lalu pinjol juga digunakan untuk membiayai pendidikan (23 persen), membiayai gaya hidup dan hiburan (22 persen), dan membiayai pengobatan atau kesehatan (13 persen).
Adapun sejumlah alasan menjadi pertimbangan responden dalam memilih aplikasi pinjol. Utamanya, atau sebanyak 77 persen responden memilih pinjol karena kecepatan pencairan dana, memiliki izin dari OJK (72 persen), proses registrasi yang mudah (52 persen), serta menerapkan tingkat bunga rendah (50 persen).
Namun ada juga hasil survei yang cukup mengkhawatirkan karena sebanyak 49 responden responden mengaku tidak memahami peraturan yang berlaku terkait aktivitas pinjol.
“Tanpa literasi keuangan yang memadai, masyarakat riskan terjebak dalam aplikasi ilegal dan kredit macet,” kata Timothy lewat keterangan tertulis, Selasa 24 Oktober 2023. Maraknya penggunaan pinjol yang tidak dibarengi dengan pemahaman seputar regulasi itu seharusnya menjadi alarm kencang bagi para pemangku kepentingan.
Survei tersebut dilakukan pada 15-18 September 2023 secara daring dengan melibatkan 1.017 orang di Indonesia. Respondennya adalah lelaki dan perempuan berusia 17-55 tahun. Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, dan skala likert.
Selanjutnya: Laporan survei menunjukkan ...
<!--more-->
Laporan survei menunjukkan bahwa 66 persen responden menggunakan pinjol kurang dari satu bulan sekali dengan mayoritas atau 70 persen, hanya bergantung pada sebuah aplikasi. Sejumlah aplikasi pinjol yang paling banyak digunakan berturut-turut adalah Akulaku (46 persen), Kredivo (43 persen), EasyCash (18 persen), AdaKami (18 persen), dan SPinjam (13 persen).
Dalam survei itu juga diketahui bahwa 41 persen responden menyatakan pernah menggunakan pinjol. Mereka mayoritas lelaki dan dari kalangan generasi milenial di Pulau Jawa.
Menurut Populix, Fintech P2P lending atau pinjol saat ini menjadi salah satu kontributor besar ke perekonomian Indonesia dengan pertumbuhan yang melampaui industri secara umum di sektor keuangan.
Per Juni 2023, total pembiayaan pinjol telah mencapai Rp 52,7 miliar atau tumbuh 18,86 persen. Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan Indonesia juga mencatat terdapat 102 layanan pinjol legal yang berizin pada Januari 2023. Sedangkan Satuan Tugas Penanganan Kegiatan Usaha Tanpa Izin di Sektor Keuangan mengungkap terdapat 352 aplikasi ilegal yang menawarkan pinjol tanpa izin.
Soal nominal pinjaman, kata Timothy, sebanyak 65 persen responden memiliki cicilan pinjol kurang dari Rp 1 juta per bulannya. Secara umum, maksimal jumlah tagihan yang dimiliki dalam satu waktu adalah Rp 3 juta.
“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung bersikap hati-hati dalam menggunakan pinjol," ujar Timothy. "Terutama karena adanya keterbatasan anggaran dan untuk mengurangi risiko."
Pilihan Editor: Dugaan Nasabah Pinjol AdaKami Bunuh Diri di Sumatera Selatan, Ini Hasil Investigasi Polisi