Citibank dan Coca-Cola Sepakati Pembiayaan Berkelanjutan Rp 471 Miliar

Senin, 16 Oktober 2023 19:58 WIB

Citi Indonesia dan Coca Cola Europacific Partners Indonesia meresmikan kerja sama pembiayaan rantai pasok berkelanjutan atau sustainable supply chain finance (SSCF) pada Senin, 16 Oktober 2023 di Jakarta Selatan. TEMPO/Amelia Rahima Sari

TEMPO.CO, Jakarta - Citibank, N.A. Indonesia (Citi Indonesia) menandatangani kerja sama dengan perusahaan produsen minuman Coca-Cola Europacific Partners Indonesia alias CCEP Indonesia. Keduanya menyepakati pembiayaan rantai pasok berkelanjutan atau sustainable supply chain finance (SSCF) senilai sekitar US$ 30 juta atau sekitar Rp 470,95 miliar (asumsi kurs Rp 15.698 per dolar AS).

"Hari ini dengan bangga kami umumkan peningkatan hubungan jangka panjang kami dengan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia melalui pendandatangan kesepakatan pembiayaan rantai pasok berkelanjutan atau sustainable supply chain finance," kata Chief Executive Officer Citi Indonesia, Batara Sianturi, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada Senin, 16 Oktober 2023.

Dia menuturkan, program SSCF mendukung pemasok atau suplier Coca-Cola Indonesia dengan pemberian insentif pada suku bunga pembiayaan atau kredit. Adapun suku bunga tergantung pada skor sustainability yang didapatkan para pemasok.

"Jadi ada third party independen yang akan assest sustainability dari supplier tersebut," tutur Batara. "Makin sustainable, makin bagus."

Head of Treasury and Trade Solutions Citi Indonesia, Yoanna Darwin, menyebut meskipun tidak ada fix rate atau suku bunga yang tetap, tapi pembiayaan ini akan lebuh murah dibandingkan bank-bank lainnya.

Advertising
Advertising

"Terkait dengan jumlah pinjaman ini secara keseluruhan ada di sekitar dolar AS ekivalen hampir mendekati US$ 30 juta, dengan tenor sampai dengan 90 hari," tutur Yoanna.

Sebanyak 1.000 pemasok Coca-Cola Indonesia ditargetkan mengikuti program SSCF ini. Namun baru 85 supplier yang sudah meneken nota kesepahaman.

Sementara itu Presiden Direktur Coca-Cola Europacific Partners Indonesia & Papua New Guinea, Xavi Selga, mengatalam program SSCF adalah kolaborasi yang penting dalam meningkatkan keberlanjutan. SSCF tak hanya memperkuat komitmen CCEP Indonesia dalam praktik sustainability, tapi juga mendukung pemasok Coca-Coa secara finansial.

"Kami memiliki target yang sangat jelas, target yang tidak dapat dinegosiasikan," ujar Xavi dalam kesempatan yang sama.

Target tersebut adalah mencapai tingkat pengumpulan plastik kemasan sebanyak 100 persen pada 2030, menggunakan kemasan PET daur ulang sebanyak 50 persen sebelum 2030, dan mengurangi emisi karbon sebesar 40 persen.

Pilihan Editor: Jokowi Urus Investasi ke Cina Saat MK Tolak Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres 35 Tahun

Berita terkait

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

1 hari lalu

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

Jepang berikan pinjaman 140,699 miliar Yen atau sekitar Rp 14,5 triliun untuk pembanguan MRT di Jakarta. Rencana pembangunan mulai Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Kredit Bank Sampoerna Naik 13 Persen

2 hari lalu

Penyaluran Kredit Bank Sampoerna Naik 13 Persen

Penyaluran kredit Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) pada kuartal I 2024 sebesar Rp 11,6 triliun. Naik 13,2 persen.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

3 hari lalu

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Jepang dan Kementerian Luar Negeri menandatangani pertukaran nota atau E/N senilai Rp14 triliun untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Baca Selengkapnya

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

3 hari lalu

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

OJK melaporkan banyak orang terlilit pinjol dan paylater. Lantas, apakah orang terlilit pinjol masih bisa mengajukan pinjaman di bank?

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

4 hari lalu

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kenaikan peringkat menjadi BBB dai Fitch Rating. Tak hanya BBB, terdapat jenis peringkat lain.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

8 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

8 hari lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

8 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

9 hari lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya