Pakar Sebut Suntik Mati PLTU Batu Bara Lebih Murah Dibanding Memperpanjang Usia dengan Teknologi CSS

Kamis, 12 Oktober 2023 11:20 WIB

Ilustrasi PLTU. Antaranews

TEMPO.CO, Jakarta - Staf program untuk proyek Energi bersih, Terjangkau, dan Aman (Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE) untuk Asia Tenggara Fadhil Ahmad Qamar menjelaskan soal biaya suntik mati operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Menurut dia, biayanya akan lebih rendah dibandingkan dengan memperpanjang usia PLTU dengan menambahkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage atau CCS).

“Biaya penambahan teknologi CCS cenderung tinggi disebabkan oleh besarnya biaya pengadaan atau modal awal (capital expenditure atau Capex) dan pengeluaran operasional (operating expenditure atau Opex) CCS,” ujar dia dia lewat keterangan tertulis dikutip pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Selain itu, menurut Fadhil, pengakhiran dini operasional PLTU batu bara berpotensi menghasilkan pengurangan emisi PLTU yang mirip dengan pengurangan emisi yang dihasilkan dari penerapan CCS, dengan biaya yang lebih rendah.

Untuk menerjemahkan manfaat pengurangan emisi dari suntik mati PLTU batu bara dan penerapan teknologi CCS dalam nilai ekonomi, maka perlu disertai dengan penerapan harga karbon yang tepat. “Sebagai bagian dari pembiayaan inovatif sehingga tidak membebankan anggaran negara,” kata Fadhil.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Sementara, analis senior dari Institute for Essential Services Reform (IESR)....

<!--more-->

Sementara, analis senior dari Institute for Essential Services Reform (IESR) Raditya Wiranegara menjelaskan pentingnya aspek sosial dan ekonomi dari suntik mati PLTU batu bara. Terutama jika kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat lokal memiliki ketergantungan tinggi terhadap beroperasinya PLTU batu bara.

Selain itu, dia meminta pemangku kebijakan juga perlu untuk menggunakan pendekatan perumusan terkait rencana penghentian pengoperasian PLTU batu bara yang berbasis data. Baik itu data aset pembangkit listrik sendiri maupun biaya eksternalitas terkait dengan operasinya, seperti biaya sosial akibat polusi lokal yang dihasilkan oleh PLTU batu bara.

“Sehingga, penting untuk ke depan, rencana penghentian operasi PLTU batu bara ini masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN),” tutur Raditya.

Dengan begitu, Raditya mengatakan, dapat dipersiapkan jaringan pengaman sosial seperti apa dan berapa banyak yang diperlukan untuk meminimalisir dampak suntik mati PLTU batu bara. Baik pada masyarakat di sekitar pembangkit maupun di daerah penghasil batu bara.

“Langkah-langkah antisipasi lainnya, seperti penyiapan peralihan tenaga kerja dari PLTU batu bara ke pembangkit listrik berbasis energi terbarukan juga bisa dipertimbangkan untuk masuk ke dalam RPJPN” ucap Raditya.

Pilihan Editor: Bank BTPN Berkomitmen Wujudkan Dekarbonisasi untuk Menekan Emisi Karbon

Berita terkait

Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

15 jam lalu

Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

Greenpeace mengkritik Pemerintah Indonesia yang masih menolerir proyek PLTU. Pemenuhan Paris Agreement 2015 masih jauh panggang dari api.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

14 hari lalu

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

BNPT menggencarkan asesmen dan sosialisasi Pedoman Pelindungan Sarana Prasarana Objek Vital yang strategis dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme setelah melakukan serangkaian asesmen venue pendukung acara Word Water Forum Ke-10.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

16 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

18 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

19 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

20 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

20 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

23 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

24 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya