Bank Sentral Jajaki Pertukaran Mata Uang dengan Jepang
Reporter
Editor
Jumat, 22 Mei 2009 16:07 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Bank Indonesia tengah bernegosiasi dengan Jepang untuk kerjasama Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) senilai satu triliun yen atau sekitar Rp 108 triliun. Jepang mengalokasikan enam triliun yen atau Rp 652 triliun untuk kerjasama bilateral di kawasan Asia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono mengatakan, Indonesia ingin mendapatkan satu triliun yen untuk kerjasama pertukaran mata uang tersebut supaya transaksi bisnis antara Indonesia dan Jepang semakin mudah.
"Kerjasama ini untuk memfasilitasi perdagangan bilateral di antara kedua negara, sehingga tidak perlu menggunakan dolar Amerika Serikat lagi dalam pembayarannya," kata Hartadi di Jakarta, Jumat (22/5). Alhasil, lanjut dia, hal ini bisa mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Hartadi mengemukakan, bahkan Indonesia juga kini sedang menjajaki kerjasama serupa dengan Australia. Sebelumnya, Indonesia sudah menandatangani Bilateral Currency Swap Arrangement dengan Cina senilai 100 miliar renmimbi atau sekira Rp 152 triliun.
Kerjasama itu akan terealisasi antara 1-2 bulan mendatang karena bank sentral saat ini tengah menggodok syarat teknis bank-bank yang bisa menyalurkan renminbi. Bank Indonesia sampai saat ini belum menunjuk bank pelaksana penggunaan dana swap tersebut.