Dialog Ganjar dengan Mahasiswa UI, Mulai Sandwich Generation hingga Petugas Partai atau Rakyat
Reporter
Andika Dwi
Editor
Agung Sedayu
Selasa, 19 September 2023 16:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) pada Senin, 18 September 2023. Kuliah kebangsaan tersebut mengambil tema “Hendak ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman, dan Rancangan Para pemimpin Masa Depan”.
Diskusi digelar di Gedung Balai Serbaguna Purnomo Prawiro, Kampus Universitas Indonesia Depok. Selain diberi pertanyaan oleh para panelis, Ganjar juga diberi beberapa pertanyaan oleh mahasiswa tentang berbagai hal. Salah satunya adalah tentang ketakutan anak muda menghadapi fenomena sandwich generation.
Seorang mahasiswa dari jurusan Kriminologi bernama Stella menanyakan tentang fenomena sosial yang mungkin dirasakan oleh anak muda saat ini. Melihat bagaimana nanti di 2025-2030 akan terdapat angka generasi sandwich yang tinggi jika diukur dari dependensi rasio dan mungkin bisa bertambah hingga tahun 2045.
“Pertanyaan saya adalah apa gagasan yang Bapak punya apabila melihat kondisi anak muda hari ini yang ada dalam kondisi ekonomi gigs, banyak yang menjadi precariat, dan masih hidup dalam kondisi tempat tinggal sewa?” ucap Stella.
Menanggapi hal tersebut, Ganjar kemudian bertanya kembali apakah mahasiswi jurusan kriminologi tersebut termasuk orang yang takut menghadapi situasi ekonomi gigs dan generasi sandwich. “Kamu termasuk takut menghadapi situasi ini?” tanya Ganjar.
Stella pun menjawab dia termasuk orang yang takut untuk menghadapi kondisi tersebut. Ganjar pun kembali bertanya mengapa Stella takut dengan keadaan itu. Mahasiswa dari kampus berjuluk ‘We are the yellow jacket” tersebut pun mengatakan bahwa ketakutan itu muncul setelah dia melihat langsung sepupunya mengalami kondisi ekonomi gigs dan menjadi sandwich generation.
Ganjar kemudian kembali memastikan tentang ketakutan Stella itu. “Oke oke makasih, jadi kamu takut ya?” tanya Ganjar kembali.
Stella pun menjawab bahwa itu adalah salah satu bentuk kekhawatirannya. Mengenai hal tersebut, Ganjar mengatakan saat ini generasi milenial dihadapkan pada situasi yang tidak mudah karena adanya double burden. Di mana seseorang yang berusia 30-an harus memikirkan dirinya sendiri dan orangtuanya secara sekaligus.
“Generasi yang lebih muda itu ternyata dia berada dalam ketakutan masa depan. Tekanan mental tadi luar biasa. Pilihan hidup menakutkan karena dia mesti bersaing dengan teknologi, ada beberapa yang kemudian, maaf-maaf, harus mengakhiri hidup. Saya masukkan kesehatan mental tadi,” ucap Ganjar.
Ganjar juga bercerita bahwa dia pernah mengobrol dengan seorang penyintas yang saat ini sudah berhasil membuat sebuah platform yang diikuti oleh banyak orang. Oleh karena itu, dia mendorong komunikasi dengan generasi muda melalui proses ekonomi kreatif dan digitalisasi.
“Menghadapi situasi yang lebih kompleks seperti ini, kehadiran negara untuk bisa memberikan ruang-ruang mereka untuk menyampaikan gagasan, menyampaikan pikiran, termasuk konsultasi ini menurut saya sesuatu yang dibutuhkan ya,” kata Ganjar.
Selanjutnya: Ganjar Petugas Rakyat atau Petugas Partai?...
<!--more-->
Ganjar Petugas Rakyat atau Partai?
Selain itu, Ganjar juga mendapat pertanyaan apakah dia akan menjadi petugas rakyat atau petugas partai saat menjadi presiden kelak. Pertanyaan tersebut diberikan oleh seorang mahasiswa dari Jurusan Ilmu Politik bernama Naufal. Hal itu pun disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta di dalam ruangan.
Mendengar pertanyaan itu, mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut pun memberikan acungan jempol. Ganjar menegaskan agar tidak perlu takut terkait petugas partai atau tidak, ia juga menanyakan apakah mahasiswa tersebut sempat mengikutinya selama 10 tahun dirinya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
“Naufal, kamu mengikuti saya selama 10 tahun jadi gubernur?” tanya Ganjar. Mahasiswa tersebut pun hanya diam sebelum akhirnya Ganjar kembali berkata singkat, “Finish.”
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu kemudian kembali mengingatkan untuk tidak takut terkait dia petugas partai atau bukan. “Kalau Anda googling di media, sebelum saya dicalonkan, yang ‘mukulin’ saya siapa,” kata Ganjar.
Ganjar mengungkapkan di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), kandidat bakal calon presiden bukan hanya dia, tetapi ada nama lain, seperti Puan Maharani.
“Ada nama lain. Mba Puan (dari) UI loh, alumni kita sama-sama. Saya digebukin oleh teman sendiri dan itu buat saya biasa saja karena kan belum putus,” ujar dia.
Ia menilai dinamika seperti itu harus dinikmati dan dirasakan sebagai hal biasa, terkait perbedaan kader partai dan pekerja rakyat, Ganjar mengakui dirinya merupakan kader partai.
“Tapi presiden bukan kader partai, gubernur bukan kader partai, itulah melayani,” ujar Ganjar.
Ketika mahasiswa tersebut kembali menanyakan ketika menjadi presiden apakah Ganjar bisa disetir rakyat atau partai, Ganjar meminta melihat rekam jejaknya selama 10 memimpin Jawa Tengah.
“10 tahun bukan waktu pendek, dan 10 tahun itu artinya saya terpilih dua kali,” ucap Ganjar.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Buntut Konflik Pulau Rempang, Pemerintah Diminta Buat Peta Kebijakan Investasi