10 Daerah Tingkat Pengangguran Tinggi 2023, Terbanyak di Banten

Kamis, 31 Agustus 2023 17:39 WIB

Seorang laki-laki tertidur di bawah Jembatan Layang Pelangi, di Bandung, Jawa Barat, Senin, 20 Februari 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran Indonesia menembus 8,42 juta orang pada Agustus 2022. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

TEMPO.CO, Jakarta - Pengangguran masih menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi pemerintah Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Februari 2023 sebesar 5,45 persen atau 7,99 juta orang. Persentase tersebut menurun sebesar 0,38 persen dibandingkan Agustus 2022.

Daftar Daerah dengan Tingkat Pengangguran Tinggi 2023

Dilansir dari bps.go.id, Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Penduduk yang masuk dalam kategori angkatan tenaga kerja berusia 15 tahun dan lebih, baik yang bekerja atau mempunyai pekerjaan maupun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

BPS mengelompokkan penganggur terbuka menjadi empat, meliputi (1) penduduk yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, (2) tidak memiliki pekerjaan dan mempersiapkan usaha, (3) tak punya dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin memperoleh pekerjaan, serta (4) penduduk yang sudah memiliki pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

Adapun provinsi dengan tingkat pengangguran tinggi dalam kurun September 2022 sampai Februari 2023 sebagai berikut.

1. Banten: 7,97 persen.

Advertising
Advertising

2. Jawa Barat: 7,89 persen.

3. Kepulauan Riau (Kepri): 7,61 persen.

4. DKI Jakarta: 7,61 persen.

5. Kalimantan Timur: 6,37 persen.

6. Sulawesi Utara: 6,19 persen.

7. Maluku: 6,08 persen.

8. Sumatera Barat: 5,9 persen.

9. Aceh: 5,75 persen.

10. Papua Barat: 5,53 persen.

Sementara itu, sepuluh provinsi yang mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka paling rendah per Februari 2023, antara lain:

1. Sulawesi Barat: 3,04 persen.

2. Gorontalo: 3,07 persen.

3. Nusa Tenggara Timur (NTT): 3,1 persen.

4. Bengkulu: 3,21 persen.

5. Sulawesi Tengah: 3,49 persen.

6. Papua: 3,49 persen.

7. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY): 3,58 persen.

8. Sulawesi Tenggara: 3,66 persen.

9. Bali: 3,73 persen.

10. Nusa Tenggara Barat (NTB): 3,73 persen.

Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia

<!--more-->


Melansir Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, secara umum ada lima penyebab tingginya pengangguran. Antara lain: ketidakseimbangan jumlah angkatan kerja dengan kesempatan kerja, terbatasnya kesempatan yang dipengaruhi oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi dan pandemi Covid-19, rendahnya kualitas angkatan kerja, kesenjangan persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan, serta minimnya motivasi dan jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja baru.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo menjelaskan, tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten menjadi salah satu target pembangunan nasional dalam rangka penurunan pengangguran.

Lebih lanjut, kata Himawan, upaya yang perlu dilakukan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil, profesional, dan kompeten dengan menyelenggarakan program-program pelatihan (vocational training) yang intens dan berkelanjutan. Lembaga pelatihan kerja, pemerintah, maupun pemangku kebijakan lainnya harus menyelenggarakan pelatihan yang mengarah pada standar kualifikasi tenaga kerja.

Menurut Himawan, pelatihan kerja guna mengurangi angka pengangguran tidak boleh dilaksanakan secara sembarangan.

Program pelatihan kerja harus didukung dengan kualitas pembelajaran, sumber daya manusia termasuk instruktur terbaik, kelengkapan peralatan, sarana, dan prasarana, ketersediaan bahan pelatihan, manajemen, serta disokong oleh anggaran/dana yang tepat.

MELYNDA DWI PUSPITA


Pilihan editor: 12 Persen Pengangguran Didominasi Lulusan Sarjana dan Diploma

Berita terkait

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

7 jam lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

11 jam lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

1 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

1 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

1 hari lalu

Pabrik Sepeda Motor Listrik Yadea Teknologi Indonesia di Karawang Bakal Serap 3.000 Tenaga Kerja

Pabrik sepeda motor listrik PT Yadea Teknologi Indonesia mulai dibangun di Kawasan Industri Suryacipta Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Angka Pengangguran akan Meningkat

5 hari lalu

Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Angka Pengangguran akan Meningkat

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkap maraknya pemutusan hubungan kerja atau PHK di awal 2024. Bakal meningkatkan angka pengangguran.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

8 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

8 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

8 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

9 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya