Bank Indonesia Terbitkan SRBI, Ekonom Sebut Bisa Stabilkan Harga Obligasi

Senin, 28 Agustus 2023 09:15 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga kanan) bersama (kiri) Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dan Deputi Bank Indonesia Doni P Joewono saat memberikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/8/2023) Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia alias SRBI. Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menyebutnya bisa menstabilkan harga obligasi.

"Iya betul (bisa menstabilkan harga obligasi)," kata David melalui pesan tertulis pada Tempo, Senin, 28 Agustus 2023.

Keluar masuknya investor, jelas dia, terutama investor asing yang berorientasi jangka pendek di pasar surat berharga negara (SBN) membuat harga obligasi berfluktuasi tajam.

"Dengan adanya SRBI, ini menjadi outlet baru sehingga asing bisa punya pilihan di SRBI," tutur David.

Dengan begitu, dia menilai SRBI diharapkan bisa menarik modal asing jika dibutuhkan. Adapun size SRBI tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan arah kebijakan moneter Bank Indonesia.

Advertising
Advertising

"Stabilitas finansial dan moneter diharapkan bisa tetap terjaga dengan tambahan instrumen moneter tersebut, sementara pertumbuhan ekonomi juga bisa didorong ke arah pertumbuhan potensialnya," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pihaknya telah mengeluarkan SRBI. "Kenapa disebut sekuritas? Karena ini sekuritisasi dari SBN (Surat Berharga Negara) yang dimiliki BI," kata Perry dalam konferensi pers RDG BI Agustus 2023 di kantornya, Jakarta Pusat pada Kamis, 24 Agustus 2023.

Perry memaparkan, Bank Indonesia memiliki SBN dengan nilai lebih dari Rp 1.000 triliun yang kemudian disekuritisasi dan dijadikan underlying. Adapun SRBI itu akan diterbitkan dengan tenor pendek sampai 12 bulan.

Lebih jauh, dia membeberkan, SRBI memiliki suku bunga menarik. Nanti, lanjut dia, tentu akan dilakukan variable rate tender. "Nah, ini SRBI bisa didagangkan di pasar sekunder," tutur Perry.

Perbankan nantinya bisa mengikuti lelang. Dia menuturkan, yang bisa mengikuti lelang biasanya adalah primary dealer Bank Indonesia. "Nah, para eksportir atau investor luar negeri boleh nitip untuk bidding kepada BI dan kami variable rate tender," ungkap dia.

Berita terkait

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

3 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

5 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

6 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

6 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

7 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

7 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

7 hari lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

12 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya