Impor KRL Baru dari Jepang, KCI: Target Tahun Depan Sampai di Indonesia
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 19 Agustus 2023 07:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menjelaskan soal rencana impor tiga trainset KRL baru dari Jepang. Dia tidak menjelaskan detail soal rencana tersebut, hanya saja trainset itu ditargetkan akan tiba di Indonesia pada 2024.
“Ya pasti, kalau mau datang, pasti dikasih tahu. Soalnya kontraknya harus jelas tanggalnya dulu, baru dikasih tahu,” ujar Anne di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat, pada Jumat, 18 Agustus 2023.
KCI bersama beberapa stakeholder sudah melakukan rapat membahas mengenai kebutuhan sarana KRL tersebut pada Rabu, 21 Juni 2023. Rapat tersebut melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perindustrian.
Pihak lainnya terlibat adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Industri Kereta Api. Rapat itu dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Anne mengatakan pihaknya menyampaikann terima kasih kepada seluruh stakeholder yang mendukung proses pengadaan sarana kereta baru. “Khususnya untuk memenuhi kebutuhan operasional lima tahun ke depan. Kebutuhan ini juga sebagai penambahan kapasitas angkut pengguna dan sebagai replacement kereta yang dikonservasi,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Sabtu, 24 Juni 2023.
Menurut Anne, KCI terus meningkatkan keandalan sarana KRL untuk pelayanan kepada penggunanya. Mulai dari proses perawatan rutin hingga penambahan armada sarana. Perushaan juga terus melakukan upaya-upaya dalam memenuhi kebutuhan sarana kereta baru guna mengakomodir pengguna yang saat ini sudah di angka 850 ribu per hari.
“Dengan volume tertinggi pada tahun ini adalah 975 ribu dan akan terus bertambah,” ucap dia.
Saat ini KCI sudah bekerja sama dengan INKA untuk pengadaan 16 trainset sarana KRL baru dalam rangka penambahan kapasitas yang akan dikirimkan secara bertahap pada tahun 2025-2026. Sementara untuk replacement dengan adanya rencana konservasi dilakukan pengadaan sarana KRL baru di tahun 2024 sebanyak 3 trainset.
Selain itu retrofit 19 sarana KRL yang dimulai tahun ini dan mendatangkan 8 sarana KRL baru pada tahun 2027. “Dengan demikian total 24 trainset baru akan didatangkan dari PT INKA sampai 2027. Ini adalah bentuk dukungan KCI untuk produksi KRL dalam negeri, yang pastinya akan tumbuh terus”, kata dia.
Selanjutnya: Dalam proses pengadaan sarana KRL ...
<!--more-->
Dalam proses pengadaan sarana KRL tersebut, selain pendanaan dari KAI dan KCI, juga ada opsi dukungan pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Hal ini menjadi penting untuk peningkatan pelayanan kepada pengguna ke depannya dan dukungan terhadap produksi sarana KRL dalam negeri. “Hal ini terus dikaji dan dikoordinasikan dengan stakeholder termasuk dampak terhadap PSO yang sedang kami hitung dan kaji,” ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Luhut mengatakan pemerintah sedang berencana mengimpor sebanyak tiga rangkaian KRL baru. Dia menegaskan pemerintah tidak akan mengimpor barang bekas.
“Karena itu melanggar Permendag yang tidak boleh impor barang di atas 20 tahun. Dan juga (aturan) dari Perhubungan," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat pada Jumat malam, 23 Juni 2023.
Rencana impor KRL baru, kata Luhut, baru saja diputuskan oleh pemerintah. Karena itu, dia memperkirakan tiga rangkaian KRL baru itu tidak akan datang tahun ini. Namun, ia mengatakan pemerintah akan berusaha mengimpornya sesegera mungkin.
Luhut mengaku tak mengetahui pasti berapa nilai impor KRL baru dari Jepang tersebut. Tetapi, dia menegaskan langkah ini tak akan membuat tarif KRL naik.
Alhasil, selain mengimpor 3 rangkaian baru, ada juga rangkaian kereta yang diproduksi di dalam negeri. Pembuatan KRL akan dilakukan oleh PT Industri Kereta Api atau Inka. Luhut menyebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu akan membuatnya di Banyuwangi dan Madiun.
Saat itu, Luhut menyebutkan total biaya yang disiapkan sebesar Rp 9,3 triliun. Ia berujar tata pengelolaanya akan dilakukan oleh PT KAI dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Dengan begitu, aset yang ada bisa digunakan dengan optimal. Dia tak menampik ada kemungkinan kekurangan rangkaian, karena itu pemerintah memutuskan untuk mengimpor kereta yang baru. "Di samping itu kita siapkan lagi penyangga yang lain kalau dibutuhkan," ujar Luhut.
Pilihan Editor: 19 Trainset Masuk Bengkel, KCI Pastikan Frekuensi Perjalanan KRL Tak Berkurang