Jokowi Prediksi Pendapatan per Kapita Indonesia Bakal Lompat 2 Kali Lipat dalam 10 Tahun, Berapa?

Rabu, 16 Agustus 2023 12:11 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenakan pakaian adat Tanimbar Maluku menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi memprediksi kenaikan pendapatan per kapita Indonesia. Berdasar hitung-hitungan perkiraan dalam 10 tahun, ia mengungkapkan pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 153 juta atau US$ 10.900.

"Sebagai perbandingan, pada 2022 lalu Indonesia berada di angka Rp 71 juta. Artinya dalam 10 tahun, lompatanya bisa dua kali lipat lebih," kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD di Gedung DPR RI pada Rabu, 16 Agustus 2023.

Kemudian dalam 15 tahun, Jokowi memperkirakan pendapatan per kapita kita akan capai Rp 217 juta atau US$ 15.800. Alhasil dalam 22 tahun, menurutnya, pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 331 juta atau $ 25.000.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun merujuk pada International Institute for Management Development (IMD). Dia mengatakan daya saing Indonesia pada 2022 naik dari rangking 44 menjadi 34. Menurutnya, ini merupakan kenaikan tertinggi di dunia.

Lebih jauh, Jokowi mengklaim pembangunan dari desa pinggiran dan daerah terluar yang pada akhirnya memeratakan ekonomi kita dengan dana desa yang pemerintah gelontorkan. Adapun total dana desa yang telah disalurkan pemerintah mencapai Rp 539 triliun dari 2015 hingga 2023.

Advertising
Advertising

Menurut dia, kemajuan Indonesia dapat terus didorong dengan konsistensi reformasi struktural. Terutama penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, kepastian hukum dan pencegahan korupsi. "Semua itu menjadi modalitas kita untuk meraih kemajuan," kata dia.

Oleh sebab itu, ia menekankan kepemimpinan ke depan sangat menentukan masa depan Indonesia. Dia berujar hal ini bukan tentang siapa yang akan menjadi presiden pada periode mendatang, tetapi apakah pemimpin selanjutnya mampu bekerja sesuai dengan apa yang sudah dimulai saat ini.

Dia menegaskan pemerintah saat ini tidak boleh berjalan lambat atau atau lari sprint, tetapi harus berlari marathon untuk mencapai Indonesia Emas. "Apakah berani atau tidak? Mampu konsisten atau tidak? Karena yang dibutuhkan itu adalah nafas yang panjang karena kita tidak sedang jalan-jalan sore," tuturnya.

Pilihan Editor: Jokowi Sebut Anggaran Perlindungan Sosial 2015-2023 Capai Rp 3.212 Triliun

Berita terkait

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

36 menit lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

37 menit lalu

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

1 jam lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

1 jam lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

2 jam lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

2 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

2 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

2 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

4 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

16 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya