TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, membeberkan bahaya LPG atau elpiji oplosan. Apa saja?

"Kalau dalam proses oplosan tidak ada pengamanan yang baik, dalam proses pemindahan tadi, bahaya juga, bisa meledak," kata Fahmy saat dihubungi Tempo pada Ahad, 30 Juli 2023.

Dia menyebut, elpiji oplosan tak hanya bisa meledak saat proses pengoplosan. "Pada saat dijual, dipakai di rumah tangga itu bisa juga berbahaya, akan bisa meledak dan membahayakan bagi konsumen," tutur dia.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, juga berpendapat serupa. Dia menilai, proses pemindahan dan pengisian LPG dari tabung gas subsidi ke tabung nonsubsidi sangat berbahaya, serta tidak sesuai standar keamanan.

"Jadi, potensi kecelakaan dan kebakaran sangat mungkin terjadi," ungkap Irto dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 31 Juli 2023.

Sebelumnya diberitakan, Polda Sumatera Utara menangkap pelaku pengoplos LPG pada Kamis, 27 Juli 2023 lalu di Kota Medan. Para pelaku tersebut ditangkap ketika tengah memindahkan isi gas LPG 3 Kg ke tabung 12 Kg dan 50 Kg.

Lanyak laporan beredarnya LPG 12 kg oplosan

<!--more-->

Adapun Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh juga menemukan banyak laporan terkait beredarnya LPG 12 kg oplosan di tanah rencong.

"LPG 12 kg oplosan sudah sangat menjamur di Aceh, dan semakin hari semakin bertambah," kata Ketua Hiswana Migas Aceh Nahrawi Noerdin, di Banda Aceh pada Sabtu, 29 Juli 2023.

Menurut Nahrawi, peredaran LPG 12 kg oplosan tersebut awalnya beredar dalam volume yang kecil. Tetapi karena tidak ada tindakan tegas, kata dia, maka saat ini sudah merajalela di Aceh.

AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA

Pilihan editor: Pengamat Sebut Disparitas Harga hingga Moral Hazzard Jadi Penyebab LPG Oplosan