Bantah Penghapusan Mandatory Spending karena Negara Bokek, Ini Penjelasan Stafsus Menkeu

Sabtu, 24 Juni 2023 16:08 WIB

Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk "Menemukan Jalan Subsidi BBM Tepat Sasaran" di Gedung Tempo, Jakarta pada Selasa, 30 Agustus 2022. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Yustinus Prastowo membantah tuduhan di Twitter yang menyebut penghapusan mandatory spending dilakukan Indonesia lantaran tak memiliki uang. Dia pun membeberkan data berdasarkan anggaran penerimaan dan belanja negara maupun daerah (APBN/APBD).

"Negara bokek nggak punya uang? Keliru! Saya jawab tuduhan ini dengan data dan fakta," kata dia dalam akun Twitter pribadinya pada Jumat, 23 Juni 2023.

Ia meberikan penjelasan berdasarkan konsep mandatory spending di kebijakan penganggaran yang Indonesia anut. Kemudian dia menjelaskan kaitannya dengan anggaran kesehatan dan isu tunjangan kinerja.

Yustinus mengatakan mandatory spending adalah belanja atau pengeluaran negara yang sudah diatur oleh undang-undang. Tujuan mandatory spending adalah memberi kepastian alokasi anggaran untuk mengurangi masalah ketimpangan sosial dan ekonomi daerah.

Dalam kebijakan fiskal Indonesia, kata dia, besaran mandatory spending diatur sebesar 20 persen dari APBN/APBD untuk pendidikan. Hal itu merujuk pada pasal 31 ayat 4 UUD 1945). Lalu sebesar 5 persen dari APBN untuk kesehatan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Advertising
Advertising

Meskipun Pemerintah melakukan realokasi anggaran serta melakukan perubahan rincian APBN melalui Perpres 98 Tahun 2022, ia menegaskan pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga alokasi mandatory spending sesuai amanat UU.

Berdasarkan hal tersebut, ia berujar pada APBN 2022 anggaran pendidikan dialokasikan sebesar Rp 621,28 triliun. Sementara, anggaran kesehatan dialokasikan sebesar Rp 255,39 triliun.

Belanja pegawai meningkat rata-rata 3,8 persen per tahun

<!--more-->

Dalam Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) 2022 yang sudah diaudit dan baru dirilis, tuturnya, disebutkan realisasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2022 sebesar Rp480,26 triliun atau 77,30 persen dari yang dianggarkan. Sedangkan anggaran kesehatan di angka Rp188,12 triliun atau terealisasi 73,66 persen.

Dengan demikian, dia menilai pemerintah selama ini telah berkomitmen dalam memenuhi mandatory spending demi melaksanakan amanat UU. "Prematur untuk menyebut pemerintah menghapus mandatory spending, apalagi karena bokek," kata dia.

Untuk bidang kesehatan, menurutnya, semangat pemerintah memastikan pendanaan terjamin berkesinambungan. Hal itu dilakukan melalui Rencana Induk Kesehatan. Bahkan dengan konsep baru, dia menilai alokasi anggaran kesehatan malah dapat melebihi 5 persen APBN sebagaimana mandatory spending saat ini.

Ihwal persoalan tunjangan kinerja atau tukin yang tidak naik, Prastowo dia menegaskan pemberian tukin tetap dilakukan secara bertahap. Kementerian Keuangan sebelumnya menjelaskan kenaikan tukin akan dilakukan melalui proses reformasi birokrasi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Bahkan kenaikan tukin di Kementerian Agama juga disusul sejumlah kementerian lainnya.

Faktanya, Prastowo berujar pada 2019-2022, belanja pegawai meningkat rata-rata 3,8 persen per tahun. Dengan belanja gaji dan tunjangan meningkat rata-rata 2,3 persen. Salah satunya untuk perbaikan tunjangan kinerja kementerian dan lembaga seiring dgn capaian reformasi birokrasi.

Pilihan editor: Menkeu Sri Mulyani Dijadwalkan Beri Penghormatan Terakhir pada Sri Adiningsih

Berita terkait

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

2 jam lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

5 jam lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

1 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

1 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menggelar rapat bersama pejabat eselon I Kemenkeu dan para pimpinan Bea Cukai pada Senin siang, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

2 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

2 hari lalu

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

Pengamat kebijakan publik Univesitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan tidak ada urgensi pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan dalam pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

2 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya

Kronologi Pengusaha Malaysia Laporkan Bea Cukai Soekarno-Hatta ke Kejaksaan Terkait Impor 9 Mobil Mewah

4 hari lalu

Kronologi Pengusaha Malaysia Laporkan Bea Cukai Soekarno-Hatta ke Kejaksaan Terkait Impor 9 Mobil Mewah

Pengusaha asal Malaysia bernama Kenneth Koh melaporkan kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta ke Kejaksaan Agung

Baca Selengkapnya

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

4 hari lalu

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya