Naik 7 Persen, Bank BTPN Catat Laba Bersih Rp 805 Miliar di Kuartal I 2023
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Grace gandhi
Kamis, 4 Mei 2023 08:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk. atau Bank BTPN mencatat kenaikan laba bersih pada kuartal I 2023 senilai Rp 805 miliar atau naik 7 persen year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan, pertumbuhan laba bersih itu sejalan dengan tren pemulihan ekonomi nasional yang menguat dan optimisme masyarakat terhadap geliat perekonomian memasuki masa endemi.
"Laba bersih Bank BTPN setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada triwulan I 2023 tercatat Rp 805 miliar, naik 7 persen yoy dari Rp 752 miliar periode yang sama tahun lalu," kata Henoch melalui keterangan tertulis pada Rabu, 3 Mei 2023.
Pertumbuhan laba bersih ini, lanjut dia, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 3 persen dan penurunan biaya kredit sebesar 4 persen yoy.
Henoch melanjutkan, peningkatan pendapatan operasional didorong naiknya pendapatan bunga sebesar 26 perssn yoy. Ini sejalan dengan peningkatan kredit di segmen korporasi dan pembiayaan syariah, serta naiknya pendapatan operasional lainnya sebesar 4 persen yoy.
"Bank BTPN melaporkan permintaan kredit yang terus bertumbuh," ujar Henoch.
Kredit di segmen korporasi dan usaha kecil dan menengah, kata dia, masing-masing meningkat sebesar 7 persen yoy dan 14 persen yoy. Sedangkan pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11 persen yoy.
Selanjutnya: "Total kredit yang disalurkan Bank BTPN...."
<!--more-->
"Total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Maret 2023 mengalami peningkatan sebesar 5 persen yoy menjadi Rp 149,90 triliun dari Rp 142,37 triliun per akhir Maret tahun lalu," beber Henoch.
Dia menilai, Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik yang tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) di level 1,38 persen pada akhir Maret 2023. Ini turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,40 persen, dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri 2,6 persen pada akhir Februari 2023.
“Kami turut berbangga bahwa performa positif bank juga didukung oleh permintaan kredit yang terus bertumbuh. Meskipun begitu, kami senantiasa berkomitmen untuk terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap keputusan bisnis," ujar Henoch.
Lebih lanjut, dia memaparkan biaya kredit menurun 4 persen yoy menjadi Rp 416 miliar pada kuartal I tahun ini.
Sementara pendapatan bunga bersih naik 3 persen yoy menjadi Rp 2,94 triliun pada kuartal I 2023, dari Rp 2,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini didukung oleh pertumbuhan kredit.
"Sementara, beban bunga mengalami peningkatan, terutama karena kenaikan bunga deposito dan beban bunga dalam mata uang asing sebagai dampak dari kenaikan US Federal rate," tutur Henoch.
Selanjutnya: Bank BTPN, kata Henoch, menyesuaikan kebutuhan....
<!--more-->
Bank BTPN, kata Henoch, menyesuaikan kebutuhan dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan likuiditas. Sehingga DPK tercatat meningkat 9 persen yoy menjadi Rp 116,37 triliun pada akhir Maret 2023, dari Rp 106,73 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan DPK itu disebabkan oleh peningkatan saldo deposito sebesar 10 persen yoy menjadi Rp 76,81 triliun, dari Rp 69,71 triliun.
Selain itu, disebabkan peningkatan saldo current account savings account (CASA) sebesar 7 persen yoy menjadi Rp 39,57 triliun, dari Rp 37,02 triliun. Sementara rasio CASA turun dari 34,7 persen menjadi 34,0 persen.
"Bank BTPN juga melaporkan peningkatan aset sebesar 6 persen yoy menjadi Rp 204,00 triliun pada akhir triwulan I 2023, dari Rp 192,38 triliun," bebernya.
Henoch melanjutkan, Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 240,66 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 126,65 persen pada 31 Maret 2023.
Perusahaan juga mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sejumlah 29,3 persen.
Pilihan Editor: Indonesia Didukung FAO dan Australia Siap Akhiri Wabah Hewan Ternak LSD dan PMK
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini