Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Didukung FAO dan Australia Siap Akhiri Wabah Hewan Ternak LSD dan PMK

image-gnews
Kegiatan vaksinasi LSD kepada ternak sapi milik warga di 8 kabupaten/kota se-Riau. Foto dok: FAO/Eko Prianto
Kegiatan vaksinasi LSD kepada ternak sapi milik warga di 8 kabupaten/kota se-Riau. Foto dok: FAO/Eko Prianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah Penyakit Kulit Berbenjol atau sering disebut dengan Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK merupakan penyakit pada hewan ternak yang baru-baru ini menjadi wabah pada hewan ternak di Indonesia.

Sebagai respons mengatasi penyakit tersebut, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Pemerintah Australia melakukan kolaborasi untuk mendukung dan membantu Pemerintah Indonesia untuk menghentikan serta mengendalikan penyebaran penyakit ternak yang tentunya memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Nantinya, kolaborasi antara FAO, Pemerintah Australia, dan Pemerintah Indonesia akan diwujudkan dalam program yang bernama “Mengurangi Dampak Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Penyakit Kulit Berbenjol (LSD) dan Membangun Kapasitas Respon Terhadap Wabah Ini di Indonesia”. Program tersebut nantinya akan dilaksanakan selama satu tahun.

FAO sebagai lembaga internasional yang memiliki fokus isu terhadap masalah pangan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kapasitas yang dimiliki oleh petugas kesehatan hewan dan para peternak hewan yang terdampak penyakit tersebut. Selain itu, peningkatan kapasitas petugas kesehatan hewan dan peternak nantinya akan berdampak secara signifikan, mengingat peternak dan tenaga kesehatan hewan menjadi garda terdepan dalam menghadapi penyakit tersebut.

Selain peningkatan kapasitas yang ditujukan untuk mengatasi dampak penyakit secara langsung, nantinya juga akan dilakukan penguatan komunikasi risiko terhadap beberapa kelompok peternak yang ternaknya memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit tersebut. Selain bantuan berupa peningkatan kapasitas dan pemantauan, Pemerintah Australia juga menyumbangkan dana sebesar AUD 1.200.000 atau Rp 12 miliar untuk menunjang aktivitas tersebut dan sebagai katalisator mengakhiri kedua penyakit tersebut.

“Warga Australia memiliki sejarah yang membanggakan untuk membantu tetangga dekat kami, dan kami sangat senang untuk  membantu menghentikan penyebaran lebih lanjut penyakit kaki dan mulut (PMK) dan LSD di wilayah ini. Upaya ini membutuhkan sumber daya yang signifikan, keahlian teknis dan kolaborasi, dan kami akan terus bekerja sama untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan,” ujar Murray Watt, Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia.

Upaya positif tersebut disambut baik oleh semua pihak yang terlibat dalam kolaborasi tersebut. Selain itu, Murray Watt selaku Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia menyebut bahwa nantinya kolaborasi yang telah dilakukan bersama memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian peternak di Indonesia.

“Kami berharap dengan dukungan tambahan dari Australia ini, melalui rekan-rekan kami di FAO, dapat membantu mengurangi dampak negatif penyakit ini terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian peternak Indonesia, sekaligus melindungi industri peternakan di negara lain, termasuk Australia," katanya.

Bahaya Penyakit LSD dan PMK

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun penyakit LSD dan PMK diketahui tidak dapat menular ke manusia sehingga mengancam kesehatan manusia. Namun LSD dan PMK merupakan penyakit yang memiliki sifat sangat menular terhadap hewan ternak. 

Tercatat Indonesia merupakan negara yang dinyatakan telah bebas PMK sejak 1986 melalui Deklarasi Nasional yang didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 260/Kpts/TN>510/5/1986. Deklarasi bebas PMK tersebut selanjutnya diakui statusnya oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), yang tercantum dalam Resolusi OIE No XI tahun 1990, seperti dilansir dari laman ditjenpkh.pertanian.go.id.

Namun demikian, sejak September 2022 wabah PMK kembali merebak di Indonesia, tepatnya di 24 provinsi dan telah menyebabkan lebih dari 600.000 hewan ternak terinfeksi PMK dengan 11.000 di antaranya mati dan 15.000 di antaranya terpaksa dipotong lebih dulu untuk menghindari kerugian. Sementara itu, wabah LSD telah menginfeksi lebih dari 22.000 hewan di 13 provinsi dan menyebabkan total kerugian bisa mencapai Rp 1 triliun.

"Peternakan adalah komponen penting dari banyak ekonomi perdesaan, menyediakan makanan, pendapatan, dan mata pencaharian bagi jutaan orang di seluruh dunia. Mengontrol dan memberantas penyakit seperti PMK dan LSD sangat penting untuk melindungi mata pencaharian ini dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat perdesaan," kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste. 

Pilihan Editor: FAO-Kementan-AS Berkolaborasi Angkat Isu Peternak Lewat Teater

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

 

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Sandiaga Sebut Kebakaran Lahan di Bukit Teletubbies Kawasan Wisata Gunung Bromo Berimbas ke Wisatawan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.069.000 per

12 hari lalu

Sandiaga Uno saat bertemu dengan warga di Pulau Penyengat Tanjungpinang, Sabtu 29 Juli 2023. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Terkini: Sandiaga Sebut Kebakaran Lahan di Bukit Teletubbies Kawasan Wisata Gunung Bromo Berimbas ke Wisatawan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.069.000 per

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyayangkan kejadian kebakaran lahan di Bukit Teletubbies Kawasan Wisata Gunung Bromo.


Harga Terus Meroket, Darurat Beras Nasional Sudah di Depan Mata?

12 hari lalu

Pembeli tengah memilih kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 1 September 2023. Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen. Tempo/Tony Hartawan
Harga Terus Meroket, Darurat Beras Nasional Sudah di Depan Mata?

Harga beras rata-rata nasional terus melambung kian menjauhi harga eceran tertingginya. Stok diyakini aman untuk memenuhi kebutuhan hinga akhir tahun.


FAO: Harga Pangan Global Turun 2,1 Persen pada Agustus, Harga Beras Melonjak

12 hari lalu

Pekerja menata karung beras di Pasar Perumnas Klender, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2023. Perum Bulog menyerap beras hasil petani dalam negeri sebanyak-banyaknya sebagai upaya mitigasi antisipasi dampak El Nino dengan mencatat realisasi penyerapan beras per 10 Agustus 2023 mencapai 780 ribu ton. Tempo/Tony Hartawan
FAO: Harga Pangan Global Turun 2,1 Persen pada Agustus, Harga Beras Melonjak

Indeks acuan harga pangan internasional telah turun 2,1 persen pada Agustus dibandingkan Juli, menurut FAO.


4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

23 hari lalu

Dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Palembang dibantu peternak menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 28 Juni 2022. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan bantuan 12.200 dosis vaksin PMK dari Pemerintah Pusat yang akan digunakan untuk mengendalikan penyebaran PMK di 17 kabupaten di Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

Sapi adalah hewan ternak penyumbang emisi gas rumah kaca paling banyak. Selain itu ada domba, kambing, babi, dan unggas.


Mengapa Hewan Ternak Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca?

23 hari lalu

Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC
Mengapa Hewan Ternak Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca?

Hewan ternak berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca karena menghasilkan gas metana dan nitrat oksida.


Kabur dari Peternakan, Singa Betina di Korea Selatan Ditembak Mati

37 hari lalu

Ilustrasi singa gunung atau puma. Sumber: Republik Eusosialis Tawon
Kabur dari Peternakan, Singa Betina di Korea Selatan Ditembak Mati

Seekor singa betina ditembak mati di Korea Selatan pada Senin 14 Agustus 2023, setelah kabur dari peternakan yang dikelola swasta.


Buntut Penyakit LSD, Badan Karantina Pertanian Perketat Karantina Sapi Impor dari Australia

40 hari lalu

Penyakit kulit sapi LSD atau Lumpy Skin Disease. Dok. Pemprov Jateng
Buntut Penyakit LSD, Badan Karantina Pertanian Perketat Karantina Sapi Impor dari Australia

Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian terus memperketat tindakan karantian terhadap sapi impor asal Australia.


Sekali Lagi Ini Perbedaan Kelaparan dengan Gizi Buruk

44 hari lalu

Kementerian Sosial mengirimkan sejumlah bantuan logistik bai warga Papua yang terdampak kekeringan dan kelaparan di Posko Penanganan Bencana di Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, Papua. FOTO/Kemensos.go.id
Sekali Lagi Ini Perbedaan Kelaparan dengan Gizi Buruk

Menurut badan FAO, kelaparan adalah sensasi fisik yang tidak nyaman atau menyakitkan yang disebabkan oleh konsumsi energi makanan yang tak mencukupi.


Sapi Impor Terdeteksi LSD, Pengiriman dari 4 Peternakan Australia Sementara Disetop

50 hari lalu

Petugas menurunkan sapi impor dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 15 April 2021. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian memastikan pasokan komoditas pangan yang dipenuhi lewat impor yaitu daging sapi dan kerbau, bawang putih serta gula dalam kondisi memadai sampai berakhirnya Ramadan. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Sapi Impor Terdeteksi LSD, Pengiriman dari 4 Peternakan Australia Sementara Disetop

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) menghentikan sementara impor sapi dari empat peternakan di Australia.


Impor Sapi Australia Terpapar LSD, Apa Penyebab dan Gejala Penyakit Kulit Itu?

50 hari lalu

Ilustrasi seekor sapi. wikipedia.org
Impor Sapi Australia Terpapar LSD, Apa Penyebab dan Gejala Penyakit Kulit Itu?

Indonesia menghentikan impor sapi Australia hidup dari empat fasilitas setelah sejumlah kecil terdeteksi LSD