Profil eFishery, Startup yang Sumbang Rp 3,4 Triliun terhadap PDB di Sektor Akuakultur pada 2022

Reporter

Tempo.co

Kamis, 30 Maret 2023 23:54 WIB

Controller eFishery kreasi M Ihsan Akhirulsyah, Chrisna Aditya Wardani, dan Gibran Chuzaefah Amsi Al Farizy tim pencipta eFishery, di Bandung, 12 Agustus 2015. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mencatat bahwa perusahaan rintisan (startup) perikanan eFishery berkontribusi sebesar Rp 3,4 triliun atau setara 1,55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sektor akuakultur Indonesia pada 2022.

“Kami menghitung dari Kabayan (layanan keuangan), eFeeder (teknologi pemberi pakan otomatis), market accessibility dari platform dan berbagai produk eFishery, ditambah multiplier sehingga menjadi 1,55 persen dari PDB akuakultur yang mencapai Rp 219 triliun,” ucap Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Paksi Walandaouw dalam acara eFishery Impact Report 2022 di Jakarta, Rabu, 29 Maret 2023.

Paksi mengatakan melalui kehadiran eFishery yang selalu menghadirkan inovasi berbasis teknologi, ditemukan peningkatan taraf hidup, bisnis, dan produktivitas setelah bergabung dengan ekosistem eFishery bagi para pembudidaya ikan dan penambak udang.

Paksi membagi pembudidaya ikan dan penambak udang menjadi tiga klasifikasi usaha berdasarkan tenaga kerja. Pertama, sektor usaha kecil dengan jumlah tenaga kerja 5-20 pekerja, mengalami peningkatan rata-rata pendapatan sebanyak 21,5 persen. Kedua, usaha menengah dengan jumlah pekerja 20-100 orang tumbuh secara signifikan sebesar 88,7 persen. Sedangkan usaha besar dengan jumlah pekerja di atas 100 orang tumbuh 1,2 persen.

“eFishery berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan individu sebesar 41,5 persen pada ekosistemnya, yang terdiri dari pembudidaya ikan sebesar 29,3 persen atau Rp 2,8 juta setelah bergabung dengan eFishery dan petambak udang mengalami kenaikan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 90,6 persen atau hampir dua kali lipat, yakni Rp 25,9 juta setiap bulannya,” kata Paksi.

Advertising
Advertising

Selain itu, dari hasil riset memperlihatkan bahwa peningkatan ekonomi tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan biomassa terhadap waktu yang dapat diukur dengan Average Daily Gain (ADG).

"Misalkan ADG untuk ikan lele dengan pemberian pakan konvensional berkisar antara 1,27 sampai 1,93. Sedangkan, rata-rata ADG untuk pembudidaya ikan dengan pemberian pakan menggunakan eFeeder eFishery adalah 2,28. Hal ini berarti produksi petani budidaya pengguna eFishery lebih efisien dan mempersingkat siklus budidaya," kata Paksi.

Adapun berbagai produk eFishery menunjukkan pertumbuhan profit yang signifikan, di antaranya pengguna aplikasi eFisheryku memiliki pertumbuhan profit yang paling tinggi sebesar 45,6 persen dibandingkan dengan produk lainnya. Hal ini dikarenakan platform digital eFisheryku memberikan akses pakan yang berkualitas dan menyediakan platform berjualan ikan hasil panen, yaitu lapak ikan.

Lebih lanjut, Paksi juga menyebut bahwa produk layanan Kabayan yang memberikan akses kepada institusi finansial yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbukti memberdayakan petani untuk budidaya yang berkelanjutan. Layanan ini berkontribusi memberikan pertumbuhan profit sebesar 40,7 persen.<!--more-->

Profil eFishery, Lahir untuk Mengentaskan Masalah Kelaparan Dunia

Dilansir laman resmi eFishery, perusahaan ini lahir dengan misi ingin mengentaskan masalah kelaparan dunia. Menurut laman tersebut, pada tahun 2020, terdapat sekitar 811 juta orang yang harus menghadapi kelaparan. Bahkan, sebelum pandemi terdapat sekitar 660 juta orang yang diperkirakan menghadapi kelaparan pada 2030. Oleh karena itu, pandemi melipatgandakan perkiraan ini.

Sebagai startup yang bergerak di bidang akuakultur, eFishery yakin bahwa akuakultur dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketahanan pangan. Apalagi, menurut laman eFishery, akuakultur adalah salah satu industri yang paling berkembang.

“Akuakultur dapat menyediakan pasokan yang stabil dan berkelanjutan melalui produk budidaya perikanan yang terjangkau dan lebih aksesibel bagi seluruh dunia,” tulis laman eFishery dikutip Tempo, Kamis, 30 Maret 2023.

Untuk mewujudkan hal tersebut, eFishery didukung oleh kemajuan teknologi di bidang akuakultur yang bertujuan untuk menyediakan produk perikanan sebagai sumber utama protein hewani yang dapat diakses oleh semua kalangan.

“Maka dari itu, kami hadir untuk turut andil dalam revolusi akuakultur,” tulis eFishery.

eFishery membangun ekosistem di mana para pembudidaya ikan dan udang dapat dengan mudah meningkatkan produktivitas, sekaligus menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, aman, dan adil bagi mereka.

“Dengan cara ini, kami dapat menyediakan produk ikan dan udang berkualitas tinggi dan kaya nutrisi yang diperoleh langsung dari pembudidaya,” tulis eFishery.

Sebagai informasi, saat ini ekosistem eFishery telah digunakan oleh lebih dari 70 ribu pembudidaya di 280 kota/kabupaten di Indonesia. Jumlah ini meningkat setiap tahunnya seiring dengan masih terbukanya potensi pengembangan budidaya ikan dan udang di Indonesia.

HANIFAH DWIJAYANTI | NAUFAL RIDHWAN ALY

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

17 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

21 jam lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

5 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

5 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

10 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

21 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

30 hari lalu

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

Sebanyak 75 startup bidang pangan, industri kreatif, Informasi dan Teknologi, obat kesehatan dan pertanian mengikuti seleksi program IPB University.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan PDB Diprediksi Meningkat Menjadi 5,7 Persen Tahun Ini

31 hari lalu

Pertumbuhan PDB Diprediksi Meningkat Menjadi 5,7 Persen Tahun Ini

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diprediksi bakal naik menjadi 5,7 persen tahun ini.

Baca Selengkapnya