Saham Bandara Kertajati Ditawarkan ke Investor Asing, Ridwan Kamil: Sedang Proses
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 27 Maret 2023 20:31 WIB
TEMPO.CO, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, penawaran saham PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang mengelola bandara Kertajati di Majalengka pada investor asing masih dalam proses. “Masih proses intinya. Sudah disetujui oleh Kementerian Perhubungan, disetujui Bapak Presiden juga agar bandara Kertajati ini profesional pengelolaannya,” kata dia, Senin, 27 Maret 2023.
Ridwan Kamil tidak keberatan jika investor asing masuk di Bandara Kertajati. Dia mencontohkan pengelolaan asing yang profesional di Bandara-bandara lain di Indonesia.
“Contohnya Kualanamu itu kan dikelola dengan investor dari asing, gak ada masalah, jadi bagus. Kemudian bandara Batam juga sama. Jadi pola bandara ini dikelola oleh investor profesional dan tentu operator itu tentu diarahkan dan dimotivasi oleh Kementerian Perhubungan,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, investor asing akan melewati proses seleksi dan persyaratan lain. “Siapa yang akan menang , nanti akan kita publikasikan. Karena prosesnya, proses seleksi mana yang terbaik untuk kebutuhan kita,” kata dia.
Direktur Utama PT BIJB Muhamad Singgih mengatakan, saham yang sedang ditawarkan saat ini adalah saham portepel. “Sekarang ini kita sedang menawarkan pada pihak yang ingin mengambil saham portepel. Kecil, jumlahnya hanya 8 persen,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Senin, 27 Maret 2023.
<!--more-->
Singgih mengatakan, pelepasan saham tersebut tidak akan mengubah komposisi pemerintah provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham mayoritas. “Aturannya memang seperti itu,” kata dia.
Sebelumnya VP corporate secretary PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Dian Nurrahman mengatakan, aturan mengenai saham di BUMD mengikuti PP 54 tahun 2017. “Aturan mainnya pemrpov mayoritas dengan minimal memiliki 51 persen saham,” kata dia, 16 Maret 2023.
Din mengatakan, saham tersebut mengacu pada modal dasar pembentukan PT BIJB yakni Rp 2,5 triliun. “Dari situ ada yang sudah diambil Pemprov, diambil Angkasa Pura II, ada sisa yang belum di ambil itu portofolio atau portepel. Bentuknya saham portepel, nilanya yang belum diambil itu Rp 210 miliar, persentasenya 8,44 persen, itu yang ditawarkan pada mitra strategis,” kata dia.
Pilihan Editor: Sri Mulyani soal Fotonya di Apron Bandara Viral: Itu Protokol yang Diberikan kepada Saya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini