Jalan Tol Jadi Favorit Saat Arus Mudik, MTI: Pemudik Bisa Pilih Jalur Alternatif
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Grace gandhi
Kamis, 23 Maret 2023 07:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyarankan masyarakat tidak hanya mengandalkan jalan tol saat arus mudik Lebaran 2023. Masyarakat perlu menggunakan jalan arteri—seperti jalur pantura dan pansela Jawa.
Menurut Djoko, jalur arteri pantura Jawa relatif lebih lancar ketimbang jalan tol. Pasalnya, berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan, jalur Tol Trans Jawa diperkirakan menjadi jalur favorit. Setidaknya, ada 9,2 juta orang yang akan melintasi jalan bebas hambatan itu selama arus mudik Lebaran 2023.
“Perjalanan melewati jalan tos tidak selalu lebih lancar. Pemudik diimbau tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol,” ujar Djoko melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu malam, 22 Maret 2023.
Selama ini, menurut Djoko, pemudik cenderung memandang akses tol lebih cepat. Walhasil, sebagian besar dari mereka memilih jalur tersebut, sehingga pergerakan di tol menjadi lambat. Di sisi lain, rest area di tol kerap penuh dan menjadi sumber kemacetan karena sejumlah rest area disediakan untuk kondisi lalu lintas normal. Sementara pada masa mudik lebaran, arus lalu lintas kendaraan yang melintas di tol mengalami peningkatan.
Djoko pun mengatakan pemerintah perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik lebaran tahun ini dengan menambah fasilitas di rest area, seperti toilet. Selain itu, pemerintah perlu menambah rest area di luar tol yang masih berdekatan dengan pintu tol. Dengan begitu, bahu tol tidak lagi dimanfaatkan untuk beristirahat dan memicu kemacetan.
“Bahu jalan tol harus bersih dari lalu lintas kendaraan yang tidak diijinkan. Bahu jalan tol digunakan untuk aktivitas darurat,” kata Djoko.
Selanjutnya: Prediksi Pergerakan....
<!--more-->
Prediksi Pergerakan 123,8 Juta Orang
Kementerian Perhubungan memprediksi pergerakan masyarakat selama Idulfitri 1444 H atau lebaran 2023 mencapai 123,8 juta orang. Angka tersebut meningkat 14,2 persen dibanding pergerakan masyarakat pada Lebaran tahun lalu yang mencapai 885,5 juta orang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut peningkatan terjadi karena sudah tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Kita memasuki masa pra-endemi atau mendekati normal pasca-pandemi Covid-19, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu,” kata Budi Karya melalui keterangan tertulis, Selasa, 7 Maret 2023.
Berdasarkan hasil survei kementeriannya, Budi Karya melanjutkan, pergerakan masyarakat saat Lebaran nanti didominasi dari Pulau Jawa sebesar 62,5 persen atau 77,3 juta orang. Adapun lima daerah asal pemudik terbanyak, yakni Jawa Timur sebanyak 21,2 juta orang, Jawa Tengah sebanyak 18,7 orang, Jabodetabek sebanyak 18,3 juta orang, Jawa Barat 14,9 juta orang, dan Sumatera Utara sebanyak 4,4 juta orang. Sementara itu, daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi yaitu, pertama, Jawa Tengah sebanyak 32, 75 juta orang,. Jawa Timur 24, 6 juta orang) Jawa Barat 20, 72 juta orang, Jabodetabek 8, 07 juta orang, dan Yogyakarta 5, 9 juta orang.
Puncak arus mudik, kata Budi Karya, diperkirakan terjadi pada Jumat, 21 April 2023. Pihaknya memprediksi terjadi pergerakan 17,7 orang. 'Peningkatan perjalanan pada arus mudik diprediksi mulai meningkat sejak H-3 atau 19 April 2023," ujar dia. Sementara arus balik diprediksi terjadi pada 25 hingga 26 April 2023.
Ihwal pemilihan moda transportasi, moda darat diprediksi menjadi pilihan paling dominan. Setidaknya akan ada penggunaan mobil pribadi oleh 27,32 juta orang; sepeda motor 25,13 juta orang; bus 22,77 juta orang; kereta api antarkota 11,47 juta orang; dan mobil sewa sebanyak 9,53 juta orang.
Budi Karya pun mengatakan penanganan arus mudik tahun ini akan sangat menantang. Karena itu, kementeriannya menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun. Termasuk dengan mengevaluasi penyelenggaraan mudik, Natal, dan tahun baru sebelumnya.
"Kami bersama para pemangku kepentingan menyiapkan antisipasi, berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lain agar mudik berjalan selamat, aman, dan terkendali," ucap Budi Karya.
Pilihan Editor: Gemala Hatta Dorong Mahasiswa Politeknik Tempo jadi Penulis Berintegritas
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini