Kantongi Pernyataan Efektif dari OJK, PGE Siap IPO Rp 9,8 Triliun Pekan Depan

Jumat, 17 Februari 2023 18:11 WIB

Aktivitas pekerja di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Bandung, 18 Oktober 2017. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) siap untuk melakukan initial public offering (IPO) senilai Rp 9,8 triliun. Perusahaan yang bergerak di bisnis panas bumi tersebut telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menawarkan saham di Bursa Efek Indonesia.

Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah mengatakan PGE bakal melaksanakan penawaran umum saham perdana pada 20 hingga 22 Februari 2023. “Kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek di lantai bursa pada 24 Februari 2023,” kata Nelwin melalui keterangan resmi yang diterima Tempo, Jumat, 17 Februari 2023.

Emiten berkode saham PGEO tersebut membidik dana maksimal Rp9,78 triliun dari pelepasan sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO atau maksimal 10,35 miliar saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp 820 hingga Rp 945.

“Kami menyisir berbagai alternatif pendanaan untuk mendukung rencana pengembangan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang,” kata Nelwin.

Sejauh ini, sovereign wealth fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) dikabarkan sebagai pihak yang telah menyatakan ketertarikannya. INA disebut membawa sejumlah investor untuk ikut serta dalam penawaran umum perdana saham Pertamina Geothermal Energy.

Advertising
Advertising

Lebih jauh, Nelwin menjelaskan, melalui perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 9,78 triliun, PGE bakal mengalokasikan sebagian dana IPO untuk kebutuhan belanja modal.

Pada 2023, emiten itu menganggarkan belanja modal untuk investasi baru sebesar US$ 250 juta, dari belanja modal yang hanya sebesar US$ 60 juta pada 2022. Kemudian untuk tahun 2024, PGE menyiapkan investasi baru senilai total US$350 juta.

“Jika ditotal, PGE meyiapkan investasi senilai US$ 1,6 miliar sepanjang 2023 sampai 2027,” ungkap Nelwin.

Sementara itu, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB)—induk organisasi yang beranggotakan 25 Serikat Pekerja di lingkungan PT Pertamina (Persero)—menolak aksi korporasi yang dinilai melakukan privatisasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melalui Initial Public Offering (IPO) atau penawaran perdana saham kepada publik.

Presiden FSPPB, Arie Gumilar, menuntut penghentian semua upaya privatisasi seluruh unit usaha Pertamina.

Selanjutnya: “Sesuai dengan yang sudah diperkirakan..."

<!--more-->

“Sesuai dengan yang sudah diperkirakan, saat ini mulai terbukti telah terjadi proses privatisasi PT Pertamina Geothermal Energy yang dilakukan melalui aksi korporasi IPO atas kepemilikan negara melalui BUMN Pertamina di PGE oleh Pemerintah melalui Kementerian terkait,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Selasa, 7 Februari 2023.

Arie menduga aksi korporasi itu tidak berlandaskan kajian yang prudent dan tanpa due dilligence yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga, kata dia, merugikan negara serta berpotensi adanya pelanggaran atas hukum yang cenderung menguntungkan sekelompok/ golongan tertentu. “Bukan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat umum,” kata dia.

Adapun pakar ekonomi bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Mudrajad Kuncoro menilai positif penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energi (PGE). IPO PGE dilakukan pada Rabu, 1 Februari 2023.

Menurut Mudrajad, kondisi keuangan PGE saat ini bagus dan tercatat membukukan laba. “Untuk melihat korporasi melakukan IPO, memang harus dicek terlebih dahulu laporan keuangannya dalam dua tahun terakhir,” ujarnya lewat keterangan tertulis pada Rabu, 15 Februari 2023.

Bagi perusahaan dengan kondisi keuangan baik, IPO dimaksudkan untuk menambah modal dan melakukan ekspansi usaha. Sedangkan pada perusahaan yang merugi atau tidak untung, IPO diduga merupakan upaya untuk menutupi utang.

“Kan beda niatnya.‎ Sedangkan PGE meraih laba. Jadi IPO digunakan untuk ekspansi bisnis,” kata dia.

Mudrajad juga menyitir data laporan keuangan dari anak usaha PT Pertamina (Persero) itu yang meraih laba US$ 111,43 juta atau setara Rp 1,6 6 triliun hingga kuartal III 2022. Angka tersebut, menurut dia, naik dari sebelumnya, yakni US$ 66,4 juta atau Rp 9946 miliar.

Sementara ‎pendapatan usaha perseroan tercatat US$ 287,39 juta atau setara Rp 4,3 triliun sampai September 2022. Perusahaan juga membukukan aset US$ 2,44 miliar atau setara Rp 36,6 triliun, liabilitas Rp 16,9 triliun, dan ekuitasnya Rp 19,6 triliun.

RIRI RAHAYU | MOH KHORY ALFARIZI

Pilihan Editor: PGE Tingkatkan Kapasitas Pembangkit Listrik hingga 1.272 Mega Watt

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

2 jam lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

15 jam lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

16 jam lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

19 jam lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Kasus Hilangnya Dana Nasabah di Bank BTN, OJK Sebut Bank Harus Bertanggung Jawab jika Terbukti Ada Kesalahan

20 jam lalu

Kasus Hilangnya Dana Nasabah di Bank BTN, OJK Sebut Bank Harus Bertanggung Jawab jika Terbukti Ada Kesalahan

OJK merespons kasus BTN dan mengingatkan agar masyarakat berhati-hati saat berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

21 jam lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

23 jam lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya

Pertamina Menggaet KNOC dan ExxonMobil untuk Kembangkan CCS

1 hari lalu

Pertamina Menggaet KNOC dan ExxonMobil untuk Kembangkan CCS

Pertamina membangun kerja sama strategis dengan Korea National Oil Corporation (KNOC) dan ExxonMobil untuk pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) lintas batas antara Indonesia dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla akan hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang dugaan korupsi pengadaan LNG dengan terdakwa Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya