Gubernur BI Sebut Rupiah Terus Menguat: Lebih Baik dari Filipina, Thailand, dan Malaysia
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Kamis, 16 Februari 2023 17:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo menjelaskan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) berlanjut menguat, sehingga mendukung stabilitas perekonomian.
“Nilai tukar rupiah pada 15 Februari 2023 menguat 2,39 persen dibandingkan dengan level akhir Desember 2022,” ujar Perry dalam konferensi pers hybrid di Gedung BI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 15 Februari 2023.
Apresiasi rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Dia mencontohkan, seperti Filipina (0,99 persen), Thailand (0,85 persen), dan Malaysia (0,27 persen).
Menurut Perry, rupiah yang terus menguat ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Hal itu sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga.
“Imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda,” tutur Perry.
Ke depan, dia melanjutkan, Bank Indonesia memperkirakan rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan fundamental ekonomi yang kuat. Sehingga akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut.
“Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi Term Deposit valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai dengan mekanisme pasar,” ucap Perry.
Pilihan Editor: OJK Sebut Total Aset Keuangan Syariah Rp 2.375 Triliun, Potensi Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.