Rusia Pangkas Produksi Minyak, Ekonom Sebut Harga Tergantung OPEC

Senin, 13 Februari 2023 07:00 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia berencana memangkas produksi minyak bumi hingga 500 ribu barel per hari (bph). Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Eko Listiyanto, mengatkan harga minyak dunia tergantung pada kebijakan Organisasi Negara Penghasil Minyak Bumi atau OPEC.

"Dampaknya dari harga minyak yg kemungkinan naik karena supply pasar berkurang," kata Eko melalui keterangan tertulis pada Tempo, Ahad, 12 Februari 2023.

Lebih lanjut, dia mengatakan kemungkinan harga komoditas akan naik. Namun, yang harus digarisbawahi adalah langkah OPEC.

OPEC adalah penguasa 60 persen minyak mentah dunia. Eko menilai, jika OPEC menambah pasokan, maka harga tidak banyak berubah.

"Sepertinya OPEC tidak akan merespons dengan perubahan produksi minyak sehingga suplai global bisa turun. Ini akan membuat harga minyak naik, tapi kenaikan sepertinya tidak setinggi tahun lalu karena ekonomi tahun ini melambat," paparnya.

Advertising
Advertising

Sementara itu, harga minyak naik lebih dari 2,0 persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dan membukukan kenaikan mingguan lebih dari 8,0 persen.

Disinyalir penyebabnya adalah Rusia yang mengumumkan rencana mengurangi produksi minyak pada Maret, setelah Barat memberlakukan batasan harga pada minyak mentah dan bahan bakar negara itu.

Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret terangkat US$ 1,66 (Rp 25.211) atau 2,1 persen menjadi menetap di US$ 79,72 (Rp 1.210.767) per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April bertambah US$ 1,89 (Rp 28.704) atau 2,2 persen, menjadi ditutup pada US$ 86,39 (Rp 1.312.069) per barel di London ICE Futures Exchange. Brent membukukan kenaikan mingguan sebesar 8,1 persen, sementara WTI naik 8,6 persen.

Sementara itu, OPEC tidak merencanakan tindakan setelah Rusia mengumumkan pengurangan produksi minyak.

"Dalam jangka sangat pendek, (pemotongan produksi Rusia) tidak terlalu berarti karena ada jadwal pemeliharaan kilang yang signifikan mengurangi permintaan hari ini, tetapi seiring kita melangkah maju dan permintaan minyak dunia terus pulih, itu meningkatkan defisit pasokan," kata Presiden Konsultan Lipow Oil Associates Andrew Lipow, Sabtu, 11 Februari 2023.

Para pejabat OPEC mengatakan pada Reuters, harga minyak dapat melanjutkan kenaikannya pada 2023 karena permintaan China pulih setelah pembatasan Covid-19 dibatalkan dan kurangnya investasi membatasi pertumbuhan pasokan, dengan jumlah permintaan terus meningkat melihat kemungkinan harga kembali ke US$ (Rp 1.001,518,775) per barel.

AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA

Pilihan Editor: Curah Hujan Tinggi, Freeport Hentikan Aktivitas Penambangan dan Pengolahan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

9 jam lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

11 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya