IHSG Akhir Pekan Ditutup Melemah, Pasar Cermati Arah Kebijakan Fed

Reporter

Antara

Editor

Grace gandhi

Jumat, 10 Februari 2023 17:44 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 4 Juli 2022. IHSG pada penutupan perdagangan sore ini (4/7) ditutup melemah 2,28 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah seiring pasar masih mencermati arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed).

IHSG ditutup melemah 17,04 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.880,3. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,21 poin atau 0,02 persen ke posisi 952,4.

"Pergerakan IHSG hari ini kami perkirakan dipengaruhi oleh pergerakan bursa AS, di mana investor masih mewaspadai dan mencermati sikap hawkish dari The Fed yg nampaknya akan berencana menaikkan Fed Fund Rate-nya kembali, " ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta, Jumat, 10 Februari 2023.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed diperkirakan berencana menaikkan suku bunga acuannya kembali, yang tampak dari kenaikan yield USTnote 10 tahun ke level 3,67 persen.

Pasar juga menanti laporan data Inflasi Januari 2023 Negeri Paman Sam pada pekan depan. Di sisi lain, IHSG juga dipengaruhi pergerakan harga komoditas, khususnya batu bara.

Advertising
Advertising

Dibuka melemah, IHSG masih bergerak di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat di mana sektor transportasi dan logistik paling tinggi, yaitu 1,11 persen. Diikuti sektor kesehatan dan sektor barang baku naik masing-masing 1,06 persen dan 0,99 persen.

Sedangkan enam sektor terkoreksi dengan sektor teknologi turun paling dalam minus 2,28 persen. Diikuti sektor energi dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing minus 1,29 persen dan 0,61 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar adalah VAST, SINI, LAJU, SDPC, dan BNBR. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah IRSX, JKON, ARTO, KIOS, dan UNVR.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.161.097 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,05 miliar lembar saham senilai Rp 9,52 triliun. Sebanyak 162 saham naik, 362 saham menurun, dan 200 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei, naik 86,69 poin atau 0,31 persen ke 27.671,0, indeks Hang Seng melemah 433,93 poin atau 2,01 persen ke 21.190,4, indeks Shanghai turun 9,71 poin atau 0,30 persen ke 3.260,6, dan indeks Strait Times menguat 5,26 poin atau 0,16 persen ke 3.364,7.

Pilihan Editor: Hati-hati Beras Oplosan, Buwas: Ada Beras Rojolele Dicampur Beras Impor Thailand dan Vietnam

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya