Faisal Basri Kritik Harga CPO untuk Biodiesel Lebih Mahal ketimbang Minyak Goreng: Ini Biang Keladinya
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 5 Februari 2023 09:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menduga perbedaan harga jual minyak sawit mentah atau CPO untuk biodiesel dan pangan menjadi penyebab langkanya minyak goreng, khususnya Minyakita. Ia menuturkan harga CPO untuk biodiesel lebih tinggi, terlebih setelah diluncurkannya Mandatory B35 pada 1 Februari lalu.
Sehingga, pengusaha sawit akan lebih tertarik menjual CPO ke produsen biodiesel. Apalagi ada insentif yang diberikan pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk penjualan CPO ke biodiesel B35.
Baca: Tambah Pasokan Minyakita di Denpasar, Zulhas: Harganya Tidak Boleh di Atas Rp 14.000 per Liter
"Kalau saya jual ke minyak goreng, saya enggak dapat subsidi dari BPDPKS. Inilah biang keladinya," tuturnya dalam webinar yang diselenggarakan Satya Bumi dan Sawit Watch pada Sabtu, 4 Februari 2023.
Penetapan dua harga CPO itu, menurut Faisal, adalah langkah pemerintah yang sembrono. Pasalnya, kebijakan itu membuat adanya kompetisi antara kepentingan energi dan pangan. Hal itu terbukti dari catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang menunjukan terjadi lonjakan penjualan CPO untuk produksi biodiesel.
Tercatat pengguna CPO terbesar pada 2022-2023 adalah biodiesel. "Kalau ada dua harga, malaikat pun akan mencari harga yang rendah kalau mau beli," ucapnya.
Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan harga minyak goreng kemasan sederhana bersubsidi merek Minyakita naik hampir di seluruh wilayah.
Selanjutnya: Kenaikan harganya bahkan melejit ...
<!--more-->
Kenaikan harganya bahkan melejit hingga 5-4 persen. Padahal, pemerintah meluncurkan Minyakita pada Juli 2022 lalu dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter untuk meredam kenaikan harga minyak goreng saat itu.
Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamanggala menduga terdapat akal-akalan produsen minyak sawit dalam mengatur pasokan Minyakita sehingga harganya naik dan sulit ditemukan di pasaran.
Dugaan yang sama juga disampaikan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Ketua bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon mengatakan saat ini minyak goreng subsidi merk minyak kita mulai sulit untuk dicari. Ia menuturkan kalaupun stok tersedia, harga Minyakita sudah tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET), bahkan jauh dari batas HET.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program biodiesel B35 ditujukan untuk menangani lemahnya demand akibat adanya gerakan-gerakan di Eropa. Dia pun membantah CPO untuk biodiesel B35 ini menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng di dalam negeri.
“Ini yang tentunya akan didalami dan masalah-masalah distribusi itu yang perlu terus dimonitor," kata dia Selasa, 31 Januari 2023. Ia berjanji akan menjamin suplai minyak goreng di dalam negeri sehingga tidak terganggu.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.