Politikus Ini Sebut Harga Tiket Pesawat Tak Masuk Akal: Lebih Murah ke Singapura daripada Antarprovinsi
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 18 Januari 2023 12:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi V DPR, Suryadi Jaya Purnama, menyampaikan keluhan masyarakat soal kenaikan harga tiket pesawat untuk beberapa rute penerbangan. Ia meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengevaluasi menyeluruh dan mengawasi perusahaan maskapai penerbangan yang nakal dalam menentukan harga tiket pesawat.
"Harga tiket yang di beberapa rute penerbangan ini tidak masuk akal. Saya kira ini perlu ditertibkan," ujar Suryadi dalam rapat kerja bersama Menteri Perhubungan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Rabu, 18 Januari 2023.
Baca: Bos Garuda Usul Tarif Batas Atas Pesawat Dihapus
Politikus PKS ini tak menampik faktor lonjakan biaya bahan bakar dan operasional membuat harga tiket naik. Namun jika sungguh-sungguh diperhatikan, ada banyak rute yang tak sesuai harganya.
Banyak rute tak sesuai dengan harga tiket
Misalnya, tiket pesawat rute Denpasar-Lombok. Ia mencatat, harga penerbangan untuk rute tersebut lebih mahal ketimbang harga tiket rute Lombok-Jakarta.
Padahal, ia menuturkan, tak mungkin bahan bakar yang dihabiskan dari Denpasar ke Lombok dengan durasi penerbangan sekitar 10-15 menit, sama dengan penerbangan ke Jakarta yang memakan waktu hampir 2 jam.
"Ini sepertinya tidak ada pengawasan sama sekali," ucapnya.
Hal yang sama juga terjadi pada rute penerbangan Lombok-Bima yang harganya di atas Rp 1 juta. Padahal, durasi penerbangannya hanya 15 sampai 20 menit. Harga tiket itu justru lebih mahal dibandingkan penerbangan ke Singapura.
"Lebih murah ke Singapura daripada ke dalam daerah kita sendiri antarprovinsi. Saya kira ini perlu penjelasan lebih rasional," tutur Suryadi.
Selanjutnya: Di sisi lain, ia menemukan banyak...
<!--more-->
Di sisi lain, ia menemukan banyak keluhan masyarakat bahwa beberapa maskapai tak melakukan pelayanan dengan baik, seperti mematikan AC saat penerbangan. Padahal, hal itu yang sangat penting untuk menjaga standar pelayanan minimum penerbangan di Tanah Air.
Biaya operasional tinggi
Sejak pertengahan tahun lalu, pengusaha maskapai penerbangan mengeluhkan tingginya biaya operasional yang membuat harga tiket pesawat terpaksa dinaikkan. Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiraatmadja bahkan mengusulkan pemberian insentif oleh pemerintah kepada maskapai untuk meredam kenaikan harga tiket.
INACA dan Kadin, kita berupaya mencari solusi bersama pemerintah supaya ada insentif-insentif mungkin yang bisa dilakukan,” ujar dia melalui sambungan telepon Selasa malam, 23 Agustus 2022.
Denon menjelaskan kenaikan harga tiket pesawat didorong oleh harga avtur yang melonjak hingga lebih dari 100 persen. Kenaikan bahan bakar pesawat itu utamanya terasa di bandara yang berlokasi jauh dari kota besar.
Adapun pengusaha maskapai penerbangan berharap insentif yang diberikan oleh pemerintah ialah yang bertujuan meringankan biaya operasional pesawat. Denon mencontohkan beberapa stimulus yang sebelumnya sudah digelontorkan, seperti pembebasan tarif passenger service charge (PSC) di beberapa unit penyelenggara bandar udara (UPBU).
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta maskapai penerbangan melakukan upaya efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau. “Melakukan efisiensi, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah di waktu-waktu tertentu, dan inovasi-inovasi lainnya,” kata Budi dalam keterangan tertulis pada Ahad, 21 Agustus 2022.
RIANI SANUSI PUTRI | MOH KHORY ALFARIZI
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Rute Domestik Turun, Lebih Murah Beli di Aplikasi?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.