Kemenparekraf Minta Pendampingan Ekonomi Kreatif Tak Hanya Dorong Digitalisasi Pemasaran Produk
Reporter
Septia Ryanthie
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 19 November 2022 07:40 WIB
TEMPO.CO, Solo - Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Oneng Setya Harini berharap pendampingan terhadap para pelaku ekonomi kreatif dapat meningkatkan kualitas ekonomi. Selain itu, pendampingan diharap bisa memperpanjang length of stay (lamanya waktu tinggal) para turis untuk berwisata di kawasan pariwisata setempat.
"Program ini juga bisa menjadi satu bentuk atraksi pariwisata," ujar Oneng di sela-sela penutupan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Usaha Ekonomi Kreatif Fesyen di Kawasan Pariwisata Borobudur atau DPN Solo-Sangiran dan sekitarnya, Kamis malam, 17 November 2022.
Menurut dia, lewat program tersebut produk batik nantinya dapat dipasarkan secara digital. Lebih dari itu, program itu memungkinkan menarik para wisatawan datang ke daerah tujuan wisata, bisa ikut serta dalam pelatihan membuat batik dan sebagainya. "Itu menjadi sebuah atraksi menarik," kata Oneng.
Baca: Sandiaga Klaim RI Negara Ekonomi Kreatif Ketiga Dunia, Punya D-Kop dan Drama Horor
Menurut Oneng, program itu sejalan dengan tujuan pariwisata berkualitas yaitu length of stay yang menjadi target Kemenparekraf. "Kalau ada atraksi wisata seperti ini, kami dukung."
Tidak hanya soal pemasaran produk yang menjadi sorotan dalam pendampingan, perajin batik juga didorong terus meningkatkan potensinya. Tujuannya, memunculkan kekhasan motif dan desain batik di masing-masing kelompok.
"Kekhasan ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Sehingga tidak hanya soal digitalisasi pemasaran produk saja yang menjadi fokus pendampingan," tutur Oneng.
Adapun pelatihan itu digelar oleh Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB). Program yang menyasar para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) fesyen, khususnya perajin batik yang ada di kawasan itu, sebelumnya dilangsungkan selama 105 hari dan resmi ditutup pada Kamis, 17 November 2022, di Hotel Harris Solo.
Pelaksana Harian Direktur Utama BPOB, Agustin Peranginangin, mengemukakan pelatihan itu bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi kreatif fesyen khususnya perajin batik agar lebih kreatif dan inovatif.
Selanjutnya: Materi pelatihan mulai dari tahap ...
<!--more-->
Adapun materi pelatihan mulai dari tahap pembuatan desain, produk, sampai pemasaran batik. Peserta juga dibekali dengan pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi.
"Secara DNA, memang ekonomi kreatif untuk fesyen, dalam hal ini batik, sudah ada. Yang kita coba latih, atau yang kita sebut peningkatan kapasitas ini adalah untuk membuka atau mendorong teman-teman (pelaku UMKM ekonomi kreatif) agar lebih berkreasi dan inovatif, di antaranya pertama, dari sisi desainnya," ujar Agustin.
Melalui pendampingan itu, para perajin batik diajak untuk membuka mindset untuk dapat berkreasi. Sebab biasanya mereka dibatasi oleh pakem yang sudah ada. "Kami juga mendorong pemanfaatan teknologi supaya desain lebih rapi," katanya.
Lalu dari sisi produksi, para perajin batik itu diharapkan mampu berinovasi mengembangkan produknya tidak lagi hanya berupa kain melainkan juga dapat dalam wujud produk turunannya, seperti pakaian, tas, dan lain sebagainya. Selain itu, para perajjn batik itu juga ditingkatkan kapasitasnya dalam pemasaran produk.
Agustin mengungkapkan selama ini pemasaran batik di kawasan wisata itu hanya mengandalkan pembeli yang datang berkunjung ke kawasan wisata itu. Ke depan, perajin diharapkan aktif memasarkan ke konsumen melalui digitalisasi marketing.
"Selama ini, produk mereka sudah masuk ke Jakarta, tapi secara tidak langsung. Dengan kemampuan digital marketing ini, harapannya akan semakin memperluas jangkauan pasarnya, dan perajin bisa langsung mencari dan menggaet konsumennya sendiri," ucap dia.
Sementara itu, program peningkatan kapasitas itu diikuti sebanyak 57 peserta. Awalnya tercatat ada 70 perajin batik. Namun setelah diseleksi, hanya sebanyak 57 pengrajin yang bertahan dan mengikuti pendampingan sampai selesai.
Baca juga: Seniman Ini Sebut Produk Seni Rupa Bisa Jadi Jaminan Utang Sebagai Aturan Absurd, Kenapa?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.