Ridwan Kamil ke Warga yang Tak Terimbas Resesi: Belanja Produk Lokal, Piknik Seluas-luasnya
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 17 November 2022 15:10 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis dampak resesi yang dialami Indonesia kemungkinan tidak akan separah negara lain. “Diprediksi tahun depan ada resesi. Tapi kalau kita belah dunia ini menjadi zona-zona, zona di luar Asia itu akan terkena resesi. Zona Asia relatif tidak akan terlalu terkena resesi,” kata dia, di Bandung, Kamis, 17 November 2022.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, 90 persen ekonom berpendapat Indonesia termasuk negara yang tidak terdampak resesi terlalu besar.
“Kenapa, karena pertumbuhan ekonomi kita masih positif. Gap dengan inflasi juga tidak terlalu jauh. Artinya kenaikan masih tekendali. Jawa Barat juga mewakili, kita tumbuh tertinggi di kuartal ketiga, hampir 6 persen pertumbuhan ekonominya,” kata dia.
Baca: Industri PHK 25.700 Karyawan Karena Pesanan Sepatu Nike, Reebok, dan Adidas Jeblok 50 Persen
Meski begitu, menurut dia, laju inflasi di Jawa Barat memang relatif tinggi. “Inflasi tinggi lebih karena (kenaikan harga) BBM, bukan karena sembako. Kalau sembako, saya monitor di pasar aman. Tapi kalau BBM memang mempengaruhi semua."
BLT bagi masyarakat terdampak
Untuk menghadapi ancaman resesi tersebut, ia menjanjikan bakal ada bantuan khusus kepada masyarakat yang terdampak.
“Kepada yang nantinya terdampak langsung, misalkan kena PHK. Karena bisnisnya global, pesanan turun, pabrik kurangi produksi, dia kena, kita ada bantuan langsung tunai, kita sudah siapkan," ujar Ridwan Kamil. "Tapi kepada yang tidak terdampak karena bisnisnya tidak global, tolong belanja."
Selanjutnya: Bantuan langsung tunai baru bisa dianggarkan...
<!--more-->
Adapun bantuan langsung tunai tersebut, menurut dia, baru bisa dianggarkan jika syarat kedaruratan terpenuhi. “Sesuai kondisi, harus diumumkan dulu ada kondisi kedaruratan, nanti dihitung. Tapi anggaran BTT (belanja tidak terduga), dana transfer umum yang 2 persen sudah dialokasikan,” tuturnya.
Bagi warga yang tidak terdampak resesi, ia menyarankan agar membelanjakan uangnya untuk membeli produk lokal. “Warga Jawa Barat bela negara dengan belanja, tapi produk lokal. Piknik seluas-luasnya,” kata dia.
PHK belum mendominasi
Lebih jauh, kata Emil, dampak resesi di Jawa Barat terlihat pada pemutusan hubungan kerja atau PHK yang terjadi pada industri yang produknya mengincar pasar global. “Ekspor kita lebih tinggi dari impor, jadi harusnya relatif lebih stabil," ujarnya.
Tapi secara total, angka PHK itu belum mendominasi dan belum bisa menggambarkan kondisi seluruh industri di Jawa Barat. "Jadi pasti, poin saya, pasti ada satu dua (terdampak PHK), tapi tidak mendominasi persepsinya."
Ia pun mengaku masih belum mendapat laporan rinci soal jumlah pekerja yang di PHK di Jawa Barat. “Pasti ada, yang berhubungan dengan global trade, tapi tidak terlalu banyak. Laporannya belum ke angkanya. Bahwa sudah terjadi, ada. Ada,” kata Ridwan Kamil.
Baca juga: Pengusaha Minta Penetapan UMP Berbasis PP 36/2021: Jika Tidak, Banyak Industri Gulung Tikar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.