Minta Pengusaha Tak Panik karena Resesi, Ketua Kadin: Ubah Tantangan Jadi Peluang
Reporter
magang_merdeka
Editor
Francisca Christy Rosana
Senin, 31 Oktober 2022 14:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid menyatakan dunia usaha perlu waspada menghadapi ancaman perlambatan ekonomi global dan ancaman resesi. Walau ekonomi dunia menunjukkan tanda-tanda pemulihan pasca-Covid-19, ia menekankan masih ada pelbagai tantangan yang mengintai pada masa mendatang.
“Kita harus tetap waspada karena saat ini ada tantangan berat lagi, seperti adanya perlambatan ekonomi dunia yang berpotensi mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek,” ucap Arsjad dalam acara Bakrie Center Foundation (BCF) seperti dikutip dari YouTube, Senin, 31 Oktober 2022.
Adanya berbagai tantangan ekonomi global, Arsjad melanjutkan, akan berpotensi menghambat pencapaian target pembangunan berkelanjutan atau SDGs. Kendati begitu, ia meminta para pengusaha tidak panik.
Baca juga: Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi
"Justru kira harus bisa mengubah mindset, mengubah tantangan ini menjadi peluang,” sebut Arsjad.
Ia melanjutkan, pelaku usaha dan pemerintah harus bersatu menghadapi tantangan yang ada. Apalagi, dunia usaha bisa mencari peluang yang maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan tren pemulihan yang berkelanjutkan.
Adapun Arsjad berbicara dalam forum Bakrie Center Foundation (BCF). BCF menyelenggarakan rangkaian seminar nasional dalam rangka mempercepat tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) 2030. Arsjad Rasjid mengatakan persepsi keberlanjutan harus menjadi fokus utama dalam pembangunan.
“Keberlanjutan dan petumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang harus beriringan. Harus saling selaras, bukan dua tujuan,” ucap dia.
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan ekonomi global berisiko mengalami kerugian US$ 4 triliun pada 2026 akibat resesi. IMF telah menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,9 persen pada 2023 seiring dengan resesi.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan prospek ekonomi global gelap akibat meningkatnya risiko resesi dan ketidakstabilan keuangan. Setelah Covid-19, dunia menghadapi ancaman krisis karena invasi Rusia ke Ukraina dan bencana lantaran perubahan iklim.
"Kami mengalami perubahan mendasar dalam ekonomi global, dari dunia yang relatif mudah diprediksi ke dunia dengan lebih banyak kerapuhan, ketidakpastian yang lebih besar, volatilitas ekonomi yang lebih tinggi, konfrontasi geopolitik, dan bencana alam yang lebih sering dan menghancurkan," katanya seperti dikutip dari Reuters, beberapa waktu lalu.
IMF terus menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya. Revisi ini bahkan sudah penurunan keempat kalinya pada tahun ini. Adapun untuk 2022, IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,2 persen.
DEFARA DHANYA PARAMITHA | REUTERS
Baca Juga: Analis: Resesi Global Tak Menyurutkan Minat Investasi Masyarakat RI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.