Sempat Kritik LRT, Ridwan Kamil Minta Maaf kepada Warga Palembang
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 24 Oktober 2022 09:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan permohonan maaf kepada warga Palembang setelah sempat mengkritik pembangunan LRT di kota tersebut.
"Permohonan maaf kepada warga Palembang. Jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi-studi kasus transportasi dianggap kurang berkenan," ujarnya melalui akun Instagramnya @ridwankamil, dikutip pada Senin 24 Oktober 2022.
Dalam diskusi Synergy Ngopi dengan Jababeka di President University, Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat 21 Oktober lalu, Ridwan Kamil mengatakan bahwa LRT Palembang merupakan keputusan senilai Rp 9 triliun yang gagal.
Baca: Ridwan Kamil Kritik LRT Palembang: Enggak Ada Penumpangnya
"Decision based-nya, political decision not planning decision. Ini karena ada mau ada Asian Games, harus ada koneksi dari Palembang ke Jakabaring," kata dia sat itu.
Namun, Ridwan Kamil menilai kutipan media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusi secara utuh sehingga disalahpahami. Ia menjelaskan dalam diskusi tersebut ada pengembang atau developer di Bekasi-Karawang yang tiba-tiba meminta dibangunkan MRT.
Kemudian Ridwan Kamil menjawab pertanyaan developer itu bahwa MRT merupakan proyek yang mahal sekali, yakni Rp 1 trilun per kilometer. "Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI mungkin," ucapnya.
Kedua, tuturnya, populasi di tempat pembangunam MRT harus besar supaya bisa digunakan dengan penuh dan segera balik modal. MRT pun, menurut dia, harus terkoneksi dengan feeder dan memiliki jaringan yang luas.
Selanjutnya: Jika populasinya sedikit, akan muncul seperti LRT...
<!--more-->
Sebab jika populasinya sedikit, nanti akan muncul tantangan seperti LRT Palembang. Ia menilai penumpang harian LRT Palembang belum maksimal. "Berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir," kata Ridwan Kamil.
Menurut Ridwan Kamil, diskusi dengan Jababeka itu sifatnya akademis. Alhasil, terjadi pembahasan yang meliputi kelebihan dan kekurangan pembangunan Indonesia dari zaman dulu hingga sekarang. Ia menekankan format diskusi tersebut bukan dalam bentuk tanya jawab dengan media.
Mungkin, kata dia, kebiasaannya sebagai mantan dosen yang selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus berpengaruh terhadap peryataannya. Ia mengaku seringkali lupa bahwa meski sedang memberi pernyataan akademik, tetap melekat jabatannya sebagai pemimpin daerah.
"Sehingga ada kritikan 'urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain'. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada," tutur Ridwan Kamil.
Namun jika hal itu kurang berkenan dan keliru, ia mengungkapkan permohonan maaf. Mungkin, kata pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut, ia harus jalan-jalan lagi ke Kota Palembang untuk melihat kondisi terbaru pembangunan di Palembang.
“Sejaki lagi hapunten dan hatur nuhun," kata Ridwan Kamil.
Baca juga: 9 Jalan Tol Baru Akan Dimiliki Jawa Barat, Ridwan Kamil: Infrastruktur Paling Lengkap
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.