Hadapi Ancaman Resesi Global 2023, SCI: Industri Logistik Harus Diperkuat

Minggu, 23 Oktober 2022 14:17 WIB

Ekspansi Pesat Industri Penerbangan dan Logistik Global.

TEMPO.CO, Jakarta -Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menjelaskan langkah yang harus dilakukan industri logistik dalam menghadapi ancaman resesi tahun 2023. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah orientasi dan penguatan logistik domestik berdasarkan kekuatan potensi permintaan dan pasokan dalam negeri.

Menurut Setijadi, potensi permintaan tercermin dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273,87 juta jiwa dan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen pada tahun 2021. “Sementara, potensi pasokan berupa komoditas cukup beragam di berbagai wilayah Indonesia,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Minggu, 23 Oktober 2022.

Setijadi menuturkan dalam mengantisipasi ancaman resesi tahun depan, perlu dilakukan penguatan dan peningkatan efisiensi logistik dan rantai pasok. Hal itu dilakukan terutama untuk mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasok global.

“Ketergantungan ekspor dan impor dengan sejumlah negara harus dipertimbangkan sebagai antisipasi atas risiko resesi di beberapa negara mitra, terutama Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar Indonesia,” ucap dia.

Berdasarkan data BPS, pada September 2022 nilai ekspor non-migas Indonesia ke Tiongkok sebesar US$ 6,16 miliar atau 26,23 persen dari total ekspor non-migas. Sementara impor dari Tiongkok sebesar US$ 5,69 miliar atau 34,74 persen dari total impor non-migas Indonesia.

Advertising
Advertising

Ketergantungan ekspor-impor itu, Setijati berujar, harus diwaspadai jika melihat pertumbuhan ekonomi di Tiongkok beberapa waktu terakhir. Pada Kuartal II 2022 ekonomi Tiongkok tumbuh 0,4 persen (yoy) atau terkontraksi 4,4 persen dibanding kuartal sebelumnya

Selain itu, antisipasi juga harus dilakukan mengingat impor terbesar Indonesia adalah bahan baku atau penolong. Dari nilai impor pada September 2022 sebesar US$ 19,81 miliar, 75,21 persen berupa bahan baku atau penolong, 16,76 persen barang modal, dan 8,03 persen barang konsumsi.

“Dalam jangka panjang, perlu dikembangkan rantai pasok beberapa produk dan komoditas dari hulu ke hilir (end-to-end) untuk mengurangi ketergantungan impor,” tutur dia, “Untuk industri farmasi, misalnya, sekitar 95 persen bahan baku berasal dari impor.”

Peningkatan efisiensi logistik dan rantai pasok, menurut Setijadi, akan berdampak terhadap penurunan harga produk dan komoditas yang sangat penting pada situasi resesi. “Dalam perspektif global, peningkatan daya saing produk dan komoditas berpotensi meningkatkan volume ekspor,” kata Setijadi.

Baca Juga: Uganda Klaim Miliki Cadangan Emas 320 Ribu Ton, Pasar Keuangan Dunia Akan Terpengaruh?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

7 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

9 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

9 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya