Ancaman Resesi 2023, Ekonom: Bisnis yang Mengandalkan Pasar Domestik Masih Aman

Minggu, 16 Oktober 2022 13:45 WIB

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai perekonomian Indonesia yang mengandalkan pasar domestik masih cukup kuat walau dunia terancam resesi pada 2023. Prediksi tentang ancaman krisis ekonomi itu sebelumnya disorot sejumlah lembaga internasional.

"Jadi untuk bisnis-bisnis yang masih mengandalkan pasar domestik, saya rasa masih relatif aman," ujar Faisal saat dihubungi Tempo pada Ahad, 16 Oktober 2022.

Sebaliknya, bisnis yang mengandalkan perdagangan ekspor-impor akan terpengaruh tekanan ekonomi global. Aktivitas perdagangan di sejumlah negara maju yang akan melemah diperkirakan bisa mempengaruhi perdagangan di negara berkembang yang ekonominya tergantung pada ekspor-impor.

Faisal pun menyarankan pengusaha untuk memaksimalkan pasar domestik di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Agar bisa bertahan, menurut Faisal, para pengusaha perlu mempertahankan volume bisnis penjualannya.

Caranya dengan tidak terlalu cepat mengambil untung. "Yang penting bisnis bisa survive walaupun marginnya itu tipis," ucapnya.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, ia memperkirakan pasar tenaga kerja di Indonesia juga akan lebih fleksibel dan dinamis menghadapi ancaman krisis. Musababnya, pandemi Covid-19 telah membuat kondisi pekerja terbiasa dengan kultur digital.

Baca juga: Pakar Sebut Resesi Global Tak Berdampak Langsung ke RI, Ini Alasannya

Bahkan pada masa mendatang, lapangan kerja tidak hanya tersedia untuk pekerja penuh waktu (fulltime), tetapi juga semakin terbuka untuk pekerja paruh waktu. "Menjadi lebih dinamis, terutama bagi kaum muda yang baru masuk ke pasar kerja," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menilai prospek ekonomi Indonesia masih cukup baik. "#Indonesia remains a bright spot in a worsening global economy! Excellent discussion with Finance Minister @smindrawati during the Annual Meetings, ahead of the #G20 Summit in November (Indonesia tetap menjadi titik terang dalam keterpurukan)," ucap Georgieva melalui akun Instagramnya @kristalina.georgieva seperti dikutip, Ahad, 16 Oktober 2022.

Adapun IMF telah memangkas proyeksi atau outlook pertumbuhan ekonomi global pada 2023 menjadi 2,7 persen. Padahal pada Januari lalu, IMF sempat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 3,8 persen.

Geoergieva juga memprediksi perekonomian dunia akan merugi sebesar US$ 4 triliun hingga 2026. Dia kemudian menyarankan kepada negara-negara anggota IMF agar dukungan fiskal dilakukan dengan tepat sasaran supaya tidak memicu inflasi.

"Jika Anda tidak melakukan (kebijakan) cukup, kami dalam masalah," kata bos IMF itu.

RIANI SANUSI PUTRI | REUTERS

Baca juga: Gubernur BI Beberkan 3 Cara Menghadapi Ancaman Resesi 2023

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

6 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya