Migrasi ke Kompor Listrik, Pengusaha Warteg: Butuh Waktu Setidaknya 5 Tahun
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 26 September 2022 07:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha warteg mengatakan migrasi ke kompor listrik tidak bisa dilakukan secara instan. Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni, mengaku butuh waktu untuk melakukan persiapan.
“Ini lagi dikaji dengan teman-teman pengurus dan paguyuban lainnya. Mungkin butuh waktu tiga sampai lima tahun lagi,” kata Mukroni kepada Tempo, Ahad, 25 September 2022.
Mukroni menyebut kompor listrik dengan daya 1.000 watt sulit diterapkan di warteg. Sebab, kebanyakan warteg menggunakan listrik dengan daya di bawah 1.3000 watt. Sementara penggunaan listriknya beragam, misalnya untuk kulkas, kipas angin, blender.
“Dan warteg banyak membutuhkan alat masak lebih dari satu. Kalau dua kompor listrik ini membutuhkan 1 kompor listrik 1000 watt, kalau 3 kompor sudah 3.000 watt. Inii akan menyulitkan usaha warteg,” kata dia.
Selain itu mengenai kecepatan memasak, Mukroni menggap memasak menggunakan kompor gas akan menjadi lebih cepat ketimbang menggunakan kompor listrik. Oleh karena itu, kompor gas lebih cocok digunakan untuk warteg yang bisa menyediakan menu makanan hingga lebih dari 40 macam.
Belum siapnya warteg untuk buru-buru bermigrasi ke kompor listrik, kata Mukroni, juga disebabkan harga kompor listrik yang lebih mahal daripada kompor gas. Sehingga, migrasi secara tiba-tiba bisa menjadi beban. Apalagi jika kondisi ekonomi masih belum sepenuhnya pulih setelah pandemi Covid-19.
“Kompor listrik juga nggak bisa digunakan untuk semua jenis alat masak, dan hanya beroperasi bila menggunakan alat masak yang terbuat dari baja tahan karat atau besi. Ini tentunya merepotkan warteg,” kata dia.
Selanjutnya: Airlangga pastikan program konversi ke kompor listrik tak berlaku tahun ini.
<!--more-->
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan kompor listrik induksi saat ini masih diuji coba ke golongan masyarakat secara random hingga akhir tahun. Namun, Arifin mengakui jika yang bisa menyerap daya listrik tambahan untuk kompor ini adalah kelas menengah ke atas.
“Nah, yang masyarakat bawah dicoba beberapa yang paket percobaan itu suka atau enggak. Kalau suka, nanti kita lihat skemanya,” kata Arifin kepada wartawan di Komplek Kantor Kementerian ESDM, Jumat, 23 September 2022.
Arifin menyebut perlu ada tambahan daya bagi listrk 450 watt agar bisa mengakses kompor listrik induksi. Pemerintah pun berencana menaikkan daya listrik menjadi 900 VA dan 2200 VA. Selain itu, pemerintah juga berupaya menjaga agar golongan tersebut tak terdampak.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah belum memiliki keputusan apapun untuk menerapkan program konversi dari kompor LPG 3 kilogram menjadi kompor listrik induksi. Dia juga memastikan, program ini tidak akan diberlakukan pada tahun ini.
Sampai saat ini, lanjut Airlangga, pembahasan anggaran untuk pelaksanaan program konversi ini juga belum ada pembicaraan apapun dengan DPR RI. "Dapat saya sampaikan bahwa pemerintah belum memutuskan terkait prpgram konversi kompor LPG 3 kilogram menjadi kompor listrik industri," kata Airlangga saat konferensi pers secara virtual, Jumat, 23 September 2022.
RIRI RAHAYU | ARRIJAL RACHMAN
Baca: Bekas Mobil Jokowi Dilelang, Harga Mulai Rp 300 Juta: Hasilnya untuk Bangun Tempat Ibadah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.