Tolak Kenaikan Harga BBM, Serikat Petani Indonesia: Negara Harus Hadir

Selasa, 6 September 2022 15:21 WIB

Massa yang tergabung dalam Partai Buruh dan sejumlah serikat buruh saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 6 September 2022. Dalam aksinya tersebut mereka menolak kenaikan harga BBM yang diumumkan oleh Pemerintah pada Sabtu, 3 September 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Petani Indonesia (SPI) tegas menolak kenaikan harga BBM. Pernyataan sikap ini disampaikan Sekretaris Umum SPI Agus Ruli Ardiansyah dalam orasinya dalam unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 6 September 2022

Ruli mengatakan, masyarakat baru saja melalui masa pandemi. Pemulihan mulai bergerak seiring mobilisasi ekonomi petani, buruh, dan kaum miskin kota. "Tiba-tiba kita dikagetkan dengan kebijakan sepihak pemerintah menaikkan harga BBM," ucap Ruli.

Di samping itu, masyarakat juga masih harus menghadapi kenaikan harga pangan. Oleh karena itu, ia menegaskan, pemerintah harus lebih berperan untuk memberikan perlindungan bagi rakyat.

"BBM berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Negara harus hadir," kata Ruli.

Menurut dia, pemerintah dan DPR harus meninjau kembali kebijakan menaikkan harga BBM tersebut. "Kami ingin negara hadir melindungi rakyat sebagaimana amanat konstitusi," ujarnya.

Advertising
Advertising

Ruli mengatakan, aksi perlawanan petani akan terus disuarakan. Sebab, kata dia, biaya produksi pertanian telah terus bertambah seiring kenaikan harga pestisida pupuk, maupun traktor. "Sementara tidak ada jaminan harga layak untuk petani," ucapnya.

Selanjutnya: Buruh akan mogok nasional bulan November mendatang.

<!--more-->

Demo penolakan kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR dimulai sejak sekitar pukul 10.00. Presiden KSPI, Iqbal Said, mengklaim aksi massa ini diikuti sekitar 1.500 orang. Tidak hanya di Jakarta, aksi serupa juga digelar di 20-an provinsi.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, sebelumnya mengatakan kalangan buruh akan melakukan gerakan mogok nasional bulan November atau Desember mendatang. "Mogok nasional dalam arti mogok kegiatan produksi secara total," ujar Said ketika ditemui di sela-sela demo buruh di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 6 September 2022.

Said menjelaskan, penolakan terhadap kenaikan harga BBM akan terus dilakukan oleh kalangan buruh. Aksi-aksi lanjutan akan dilaksanakan tuntutan para buruh agar pembatalan kenaikan harga tersebut tak direspons pemerintah.

Untuk memasifkan gerakan, Said juga menyerukan gerakan perlawanan masyarakat atas kebijakan kenaikan harga BBM melalui media sosial. Presiden Partai Buruh itu percaya jika Presiden Jokowi akan mendengar suara mereka. "Kita pernah menang di JHT, kita pernah menang di BPJS," kata Said. "Presiden butuh mendengar suara kita," ucapnya.

Baca: Nama Penerima BLT BBM Bisa Didaftarkan via Ponsel dengan Aplikasi Cek Bansos, Caranya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

4 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

8 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

13 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

21 hari lalu

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

Sejarah THR yang sempat diprotes kaum buruh

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

21 hari lalu

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

22 hari lalu

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

Komnas HAM menemui Polda Kaltim untuk membahas kasus 9 petani yang ditangkap dan digunduli karena menolak pembangunan bandara di IKN.

Baca Selengkapnya

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

25 hari lalu

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

26 hari lalu

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah petani baru dalam perencanaan dan penghitungan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

27 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

28 hari lalu

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.

Baca Selengkapnya