Harga BBM Naik, Sri Mulyani Sebut Anggaran Subsidi 2022 Minimal Rp 591 Triliun

Sabtu, 3 September 2022 15:05 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa pemerintah tetap mempersiapkan anggaran subsidi dan kompenesasi energi hingga akhir tahun 2022 ini. Subsidi tetap diberikan meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi maupun non subsidi milik PT Pertamina (Persero) telah dinaikkan per hari ini, Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Ia menjelaskan anggaran subsidi dan kompensasi yang disiapkan itu tidak akan melampaui proyeksi pembengkakan yang mencapai Rp 698 triliun dari yang ditetapkan terakhir sebesar Rp 502,4 triliun. Namun hal ini masih tergantung pada pergerakan harga minyak mentah Indonesia di tingkat dunia atau Indonesian Crude Price (ICP).

"Kami akan terus alokasikan susbidi bagi masyarakat," kata dia saat konferensi pers, Sabtu.

Menurut Sri Mulyani, besaran anggaran subsidi dan kompensasi energi hingga akhir tahun di dalam APBN 2022 itu minimal akan sebesar Rp 591 apabila harga ICP di level US$ 85 per barel. Namun, jika harga ICP naik ke level US$ 99 per barel, maka besaran anggaran subsidi dan kompensasi energi ikut naik menjadi Rp 605 triliun.

"Jika harga ICP di atas US$ 100, total susbsidi ke masyarakat dalam bentuk BBM masih akan mencapai Rp 649 triliun," ucap Sri Mulyani.

Advertising
Advertising

Namun angka-angka proyeksi anggaran tersebut akan sedikit lebih rendah dari perkiraan Rp 698 triliun yang pernah disebut pemerintah karena harga BBM subsidi telah dinaikkan.

Selanjutnya: Pemerintah akan terus memantau dampak kenaikan harga BBM ke inflasi.

<!--more-->

Adapun per hari ini, harga Pertalite telah diputuskan naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter mejadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter jadi Rp 14.500 per liter.

"Ini yang disampaikan Presiden, maka sebagian belanja yang tadinya untuk keseluruhan subsidi digunakan berikan bansos ke masyarakat," kata Sri Mulyani.

Dengan kenaikan harga BBM ini, Sri Mulyani memastikan pemerintah juga akan terus memantau dampaknya terhadap inflasi atau naiknya harga-harga barang dan jasa, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi, hingga bertambahnya kemiskinan.

Pertimbangan itu juga yang membuat pemerintah pada Rabu petang lalu, 31 Agustus 2022 mulai menambah anggaran bantalan sosial sebesar Rp 24,17 triliun. Anggaran itu untuk memberikan 3 program bantuan sosial atau bansos dalam bentuk bantuan langsung tunai.

"Kita perkirakan dengan bansos diberikan tambahan Rp 24,17 triliun kita bisa menahan pertambahan jumlah kemiskinan, jadi tetap bisa kami jaga dan kami upayakan menurun melalui program pemerintah lainnya," ujar Sri Mulyani.

Baca: Data SIM Card bocor, Johnny Plate Sebut Masyarakat Harus Jaga NIK Masing-masing

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

11 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

13 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

23 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya