Harga BBM di Amerika Melejit, Ekonom: Banyak Pelaku Ekspor RI Mulai Terdampak

Minggu, 24 Juli 2022 11:32 WIB

Papan harga terlihat di sebuah stasiun pengisian bahan bakar di Oregon, Amerika Serikat (AS), pada 13 Juli 2022. Inflasi AS melonjak 9,1 persen pada Juni dibandingkan tahun lalu, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. (Xinhua/Wang Ying)

TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) di Amerika Serikat turut memukul pelaku usaha di Indonesia. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat pelaku usaha di dalam negeri sudah mulai menerima efek domino karena pasar ekspor beranjak lesu.

"Banyak pelaku usaha (ekspor) mulai terdampak dan bersiap mengurangi kapasitas produksi serta pembelian bahan baku," tuturnya kepada Tempo, Ahad, 24 Juli 2022.

Harga BBM di Amerika melejit seiring dengan ledakan inflasi di negara tersebut. Di Arizona, misalnya, harga BBM meningkat dua kali lipat dari semula di bawah US$ 3 per galon menjadi US$ 5-6 per galon.

Bhima menjelaskan inflasi yang terlalu tinggi dan persisten di Amerika berpotensi mempengaruhi kebijakan negara-negara maju untuk menaikkan suku bunga. Di Amerika pun, The Fed membuka peluang menaikkan tingkat suku bunga acuan sampai 75 basis poin.

Situasi ini diperkirakan bakal memicu eksodus modal asing dan melemahkan kurs rupiah. Pasar ekspor ke Amerika juga menjadi kurang menarik, meski porsinya hanya 13 persen dari total ekspor Indonesia.

Advertising
Advertising

Adapun menurut Bima, krisis di Amerika terjadi karena harga crude oil mengalami kenaikan yang signifikan akibat perang di Ukraina. Beberapa kontrak pembelian minyak mentah dari Rusia terpaksa diputus pada waktu yang sama. Sementara itu banyak pelaku industri BBM di Amerika tidak siap dengan situasi geopolitik ini sehingga pasokan berkurang.

<!--more-->

Pemicu lainnya, sanksi dari barat turut berdampak terhadap pengetatan suplai di Amerika Serikat. Dari sisi produksi, kata Bhima, kapasitas kilang telah menurun dibandingkan dengan pra pandemi. Padahal permintaan BBM mulai naik karena dibukanya sekolah dan pusat perbelanjaan.

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menilai laju inflasi di negaranya sudah sangat tinggi. Menurutnya, inflasi Amerika pada Juni lalu yang mencapai level 9,1 persen itu sangat mengkhawatirkan. Bank sentral Amerika atau The Fed pun mengumunkan kemungkinan menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin pada akhir Juli 2022.

Situasi itu, kata Yellen, mendesak pemerintah Amerika Serikat saat ini untuk segara meredam lonjakan inflasi. Ia mendukung penuh upaya The Fed mengambil kebijakan yang dirasa perlu untuk menahan laju kenaikan harga barang dan jasa.

Mantan Gubernur The Fed itu juga mengungkapkan bakal mengambil langkah strategis, terutama soal penurunan harga energi dan cadangan minyak strategis. Musababnya, hampir setengah dari kenaikan harga dalam angka inflasi terbaru yang dirilis tersebut berasal dari biaya energi yang tinggi.

Baca Juga: PLN Gelar Touring Jakarta-Bali untuk Buktikan Mobil Listrik Lebih Irit dan Nyaman

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

4 jam lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

15 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

18 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

19 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPH Migas Minta PT KAI Optimalkan Pemanfaatan BBM Bersubsidi

1 hari lalu

BPH Migas Minta PT KAI Optimalkan Pemanfaatan BBM Bersubsidi

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas mendorong PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memaksimalkan pemanfaatan BBM bersubsidi.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya