Terpopuler Bisnis: Audit Perusahaan Sawit Dimulai, Tarif Jalan Tol Bakal Naik
Reporter
Tempo.co
Editor
Francisca Christy Rosana
Rabu, 8 Juni 2022 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler kanal ekonomi dan bisnis diawali dengan isu minyak goreng. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan resmi meneken surat yang menyatakan audit perusahaan kelapa sawit akan dimulai.
Berita selanjutnya yang menarik perhatian pembaca adalah wacana pemerintah menaikkan tarif jalan tol di 30 ruas. Berikut empat berita terpopuler ekonomi dan bisnis speanjang Selasa, 7 Juni 2022.
1. Luhut Teken Surat, Audit Perusahaan Sawit Resmi Dimulai
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan telah meneken surat audit perusahaan kelapa sawit. Dengan demikian, audit terhadap perusahaan-perusahaan tersebut resmi dimulai.
“Audit ke perusahaan (sawit) akan dimulai. Hari ini saya tanda tangan. Nanti BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) akan melihat," kata Luhut di Karawang, Selasa, 7 Juni 2022.
Luhut mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mengurusi sengkarut minyak goreng, khususnya di wilayah Jawa dan Bali. Luhut berkoordinasi dengan Kementerian Koordiantor Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan.
Audit dilakukan untuk melihat tata-kelola industri minyak goreng dari hulu ke hilir. Kebijakan ini dilatari oleh melambungnya harga minyak goreng di Tanah Air dalam beberapa waktu belakang
Baca selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Pemerintah Akan Naikkan Tarif 30 Ruas Jalan Tol
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengungkapkan bahwa sebanyak 30 ruas jalan tol akan mengalami kenaikan harga atau penyesuaian tarif tol hingga akhir tahun ini. Meski belum didetailkan ruas tol mana saja yang naik, kebijakan ini akan dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol.
"Kalau tahun ini cukup banyak ya, lebih dari 30 ruas yang akan mengalami tarif adjustment. Ini secara bertahap dan nanti kita evaluasi," kata Danang saat konferensi pers di Gedung Bina Marga PUPR pada Selasa 6 Juni 2022.
Danang mengungkapkan juga bahwa faktor penentu kenaikan tarif tol ini berdasar pada laju inflasi yang tengah berlangsung. Untuk penyesuaian tarif ini dilakukan setiap dua tahun sekali berdasarkan kelayakan dan keuntungan minimal yang disepakati dalam perjanjian pengusahaan jalan tol.
Baca selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. Gerbong Kereta Api PT INKA Tembus Pasar Australia Setelah Perang Dagang
PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA memasarkan produk gerbong kereta apinya ke Australia dan Selandia Baru. Direktur Pengembangan INKA Agung Sedaju mengatakan perseroan mengambil kesempatan dari perang dagang Amerika-Cina yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Ternyata membawa berkah bagi PT INKA," kata Agung saat menjadi pemateri dalam kegiatan Road Show Skema Kerjasama PT. INKA (Persero) Dengan Perguruan Tinggi di aula lantai III gedung Rektorat dr. R. Achmad Universitas Jember, Selasa, 7 Juni 2022.
Agung bercerita, Australia awalnya membeli gerbong kereta dari Cina dengan imbalan negari tirai bambu itu akan membeli batu bara. Namun sejak meningkatnya tensi antara Amerika Serikat yang menjadi patron Australia dengan Cina, negara kanguru memilih mendatangkan gerbong kereta garapan PT INKA.
Baca selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. Serikat Petani Ungkap Penyebab Harga Cabai Rawit Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram
Ketua Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi Serikat Petani Indonesia (SPI) Qomarun Najmi mengatakan faktor cuaca menjadi penyebab harga cabai rawit naik hingga Rp 100 ribu per kilogram. Sejumlah petani, kata dia, mengalami gagal panen akibat curah hujan yang tak menentu.
"Masa panen sudah mau habis, sedangkan di sentra produksi, banyak cabai kena penyakit patek akibat curah hujan yang tinggi,” ujar Najmi saat dihubungi melalui pesan pendek, Selasa, 7 Juni 2022.
Najmi menuturkan gagal panen terjadi hampir menyeluruh di sentra-sentra penghasil cabai. Kondisi ini membuat stok cabai terbatas di pasar. Padahal, ia menyebut cabai merupakan komoditas pangan yang sensitif. Harga cabai fluktuatif, tergantung ketersediaan stoknya.
Selain karena gagal panen, kenaikan harga cabai didorong oleh produksinya yang rendah. Najmi mengungkapkan, menanam cabai saat ini kurang menarik bagi petani.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Luhut Akui Harga Minyak Goreng Tak Mudah Dikendalikan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.