Hujan Kritik Moratorium Ekspor CPO: dari Indef sampai Rizal Ramli

Selasa, 26 April 2022 07:27 WIB

Pekerja memindahkan minyak jelantah di lokasi pengepul minyak jelantah kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 16 Februari 2022. Untuk diketahui, pemerintah menerapkan kebijakan larangan terbatas untuk ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), produk refined, bleached, and deodorized (RBD) palm olein, dan minyak jelantah mulai 24 Januari 2021. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah dihujani kritik setelah menyetop sementara ekspor crude palm oil (CPO) dan minyak goreng. Kritik datang dari pelbagai pihak, mulai ekonom hingga pengusaha.

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef, Ahmad Heri Firdaus, ialah salah satunya. Dia mengatakan langkah ini akan berdampak besar bagi industri kelapa sawit karena pengusaha terancam digugat oleh mitra dagangnya di luar negeri.

“Perusahaan yang dirugikan kalau kontraknya jangka panjang,” ujar Heri saat dihubungi pada Sabtu, 23 April lalu.

Adapun kebijakan moratorium ekspor itu diumumkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada Jumat, 22 April 2022. Moratorium dilakukan setelah Kejaksaan Agung menetapkan empat tersangka--termasuk Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan--dalam kasus dugaan korupsi ekspor minyak kelapa sawit.

Berlangsung mulai 28 April 2022, pemerintah belum menentukan kapan ekspor komoditas tersebut akan kembali dibuka. Menjelang diterapkannya kebijakan itu, berikut berbagai kritik yang muncul.

Advertising
Advertising


1. Rizal Ramli
Ekonom senior Rizal Ramli kembali mengkritik keputusan Presiden Jokowi soal CPO. Menurutnya, langkah yang ditempuh Jokowi merupakan kebijakan asal populer.

“Inilah contoh kebijakan asal populer tapi ngasal (emoticon) Kebijakan yg dirumuskan tanpa data2 kwantitatif tanpa simulasi dampak. Sekali cetek tatap cetek (emoticon),” katanya.

2. Pengusaha ekspor
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menyayangkan kebijakan pemerintah yang memutuskan melarang ekspor minyak sawit dan minyak goreng. Ketua Umum DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Khairul Mahalli mengatakan ekspor CPO saat ini sepenuhnya menjadi penambah bagi devisa negara.

Selain akan berdampak pada cadangan devisa, kebijakan tersebut ditengarai bakal merugikan nasib pelaku usaha. Sejauh ini, pengusaha sudah mempunyai kontrak dengan pembeli di luar negeri. Para pengusaha terancam mendapatkan penalti dan sanksi dari pembeli.

"Kajian pelarangan ekspor CPO tidak logis dan tidak melibatkan pelaku usaha. Apakah pemerintah mampu menanggung beban kerugian eksportir?" ujarnya.

Khairul, yang juga Ketua Umum Kadin Sumatera Utara, menuding melonjaknya harga minyak goreng adalah kesalahan fatal Kementerian Perdagangan. Para pemangku kepentingan di kementerian tersebut dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya. Akibat kesalahan para pemangku kepentingan, kata dia, banyak pihak ikut dirugikan.

"Beri kesempatan bagi yang berkemauan dan berkemampuan membenahi Kementerian Perdagangan, dinas di provinsi, kabupaten, dan kota dengan kerangka waktu yang terukur," katanya.<!--more-->

3. Peneliti Indef
Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan kebijakan pemerintah menyetop ekspor CPO dan minyak goreng tidak tepat. Musababnya, para pengusaha akan merugi akibat mengingkari kontrak jangka panjang.

“Ini akan secara teknis kita bisa dirugikan, ada denda dan penalti. Jadi ibaratnya pemerintah mau tangkap, tikus tapi bakar satu rumah,” ujar Heri.

Heri mengatakan Indonesia mengekspor kelapa sawit ke banyak negara. Negara dengan tujuan ekspor CPO terbesar adalah Cina, India, Pakistan, Amerika Serikat, hingga Malaysia. Umumnya, kontrak ekspor kelapa sawit bersifat jangka panjang.

Jika tiba-tiba pemerintah memberlakukan larangan ekspor, Heri menduga akan ada kompensasi atau penalti yang harus dibayarkan oleh perusahaan ke negara tujuan ekspornya. Di sisi lain, ia menyatakan larangan ekspor tidak akan serta-merta membuat harga minyak goreng turun.

Musababnya dalam jangka pendek, ucap Heri, bahan baku minyak goreng di dalam negeri kemungkinan akan melimpah. Namun tidak semua minyak mentah ini dapat diolah menjadi minyak goreng.

“Yang ada malah terjadi over-supply apalagi dari produksi CPO, 60 persennya untuk ekspor,” ucap Heri.<!--more-->

4. Analis bursa saham
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi memprediksi larangan ekspor CPO dan minyak goreng sebagai produk turunannya akan berdampak terhadap saham emiten-emiten berbasis kelapa sawit. Ia mengatakan pasar akan membentuk sentimen negatif yang melongsorkan posisi saham perusahaan.

"Akan berdampak negatif ke saham-saham berbasis kelapa sawit dan akan bermasalah. Karena kita belum tahu sampai kapan Presiden melakukan moratorium ekspor ini," ujar Ibrahim.

Ibrahim menyatakan para investor akan cenderung melihat dampak kebijakan larangan ekspor bagi dunia usaha. Ia menduga tren pergerakan saham ini akan sama halnya saat pemerintah melarang ekspor batu bara beberapa waktu lalu.

Meski demikian, Ibrahim memprediksi saham emiten kelapa sawit tidak akan terperosok terlampau dalam. Selain itu, penurunan saham tidak akan berlangsung terlalu lama. Saham, kata dia, akan kembali menguat setelah pemerintah mengubah kebijakan yang memberikan solusi win-win atau sama-sama menguntungkan.

"Ini kan hanya percikan-percikan karena ketidak-sinkronan pengusaha kelapa sawit yang tak menerapkan DMO (domestic market obligation). Sama seperti batu bara, penurunan tidak akan terlalu lama," ucap Ibrahim.


FRANCISCA CHRISTY ROSANA| BISNIS | MUTIA Y.

Baca Juga: Ekspor CPO Bakal Dilarang, GPEI: Pemerintah Mampu Tanggung Kerugian Eksportir?

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

18 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

21 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat

2 hari lalu

Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat

Peritel produk makanan Super Indo Supermarket menghadirkan beragam promo potongan harga atau diskon di akhir April hingga menjelang Mei 2024.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

8 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya