Terkini Bisnis: Dana Pemda Tidur Rp 202 T, Biaya Kereta Cepat Dinego

Kamis, 21 April 2022 12:49 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Rapat tersebut membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Kamis siang, 21 April 2022 dimulai dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengungkap dana pemda yang mengendap di bank mencapai Rp 202,35 triliun pada Maret lalu.

Berikutnya ada berita tentang pemerintah negosiasi Cina berkaitan dengan pembiayaan pembengkakan proyek pembangunan kereta cepat dan startup Noice yang raih pendanaan Rp 316 miliar. Lalu ada berita perbedaan utang Sri Lanka dan Indonesia serta rel kereta cepat Jakarta-Bandung resmi dipasang.

Kelima berita itu terpantau paling banyak diakses oleh para pembaca kanal Ekonomi dan Bisnis Tempo.co. Berikut ringkasan lima berita trending tersebut:

1. Sri Mulyani Ungkap Dana Pemda Tidur di Bank Rp 202 T, Provinsi Ini Paling Besar

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan dana pemerintah daerah (pemda) yang mengendap di bank mencapai Rp202,35 triliun pada Maret 2022.

Advertising
Advertising

Padahal pada Maret 2020 dan 2021 dana pemda di perbankan bisa dijaga di bawah Rp200 triliun yakni sebesar Rp177,52 triliun dan Rp182,3 triliun.

"Ini menggambarkan sebetulnya pemda punya potensi besar untuk mendorong pemulihan ekonomi dengan menggunakan dananya, APBD-nya untuk bisa mengakselerasi pemulihan di masing-masing daerah," kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Simak lebih jauh tentang Pemda di sini.

<!--more-->

2. RI Akan Negosiasi dengan Cina Soal Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Rp 24 T

Pemerintah Indonesia akan melakukan negosiasi dengan Pemerintah Cina berkaitan dengan pembiayaan pembengkakan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebelumnya, megaproyek ini dilaporkan mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun hingga US$ 1,675 miliar atau setara dengan Rp 24 triliun.

“Cost overrun kan menjadi kewajiban shareholder PSBI (PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia) dan Beijing Yawan. Tapi kalau PSBI dan Beijing Yawan kesulitan biayai COR, mereka berdua bisa mencari lembaga pendanaan untuk membantu,” ujar Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet, Kamis, 20 April 2022, saat ditemui di Kabupaten Bandung.

KCIC telah melakukan perhitungan pembengkakan biaya sepur kilat yang timbul sejak 2020 akibat adanya berbagai faktor pendorong. Salah satu pendorongnya ialah eskalasi harga dan inflasi yang timbul sebagai biaya tak terduga, yang tak dicantumkan pada anggaran awal.

Pada awal perencanaannya, pembangunan kereta cepat membutuhkan dana US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 86,5 triliun. Setelah mengkaji besaran biaya tambahan tersebut, Dwiyana mengatakan perlu ada pelibatan pihak lain untuk menghimpun pendanaan.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Lebih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

7 jam lalu

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Lebih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

Untuk warga di timur Jakarta, seperti Bekasi dan Depok, naik kereta cepat ke Surabaya bisa jadi lebih menghemat waktu daripada naik pesawat dari Soeta

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

8 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

10 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

20 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya