Ekspor RI per Maret 2022 Capai Rekor Tertinggi, Ini Pendorongnya
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 18 April 2022 14:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat ekspor Indonesia pada Maret 2022 menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Nilai ekspor mencapai US$ 26,5 miliar atau 44,36 persen secara year on year.
“Ekspor non-migas pada Maret 2022 mencapai US$ 25,09 miliar, naik 28,82 persen dibanding Februari 2022, dan naik 43,82 persen dibanding ekspor secara year on year,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin, 18 April 2022.
Dirinci menurut sektornya, Margo mengatakan, pola peningkatan ekspor masih sama dengan bulan Februari lalu. Ekspor Indonesia pada Maret didominasi oleh ekspor industri pengolahan yang mencapai US$ 19,26 miliar.
Industri pengolahan yang memberikan andil adalah nikel dan pupuk. Disusul hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan yang naik 10,3 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya yang naik 78,65 persen.
Adapun untuk sektor pertambangan, komoditas utama yang menyebabkan tingginya ekspor adalah pengiriman komoditas biji besi dan likuid. “Secara struktur, ekspor Indonesia 94,70 persennya adalah non-migas,” ucap Margo.
Menurut jenis barangnya, bahan bakar mineral menempati papan teratas yang mendorong peningkatan ekspor dengan nilai US$ 1,6 miliar. Disusul sektor besi dan baja US$ 692,5 juta; serta lemak dan minyak hewan nabati ekspor US$ 239,2 juta.
<!--more-->
Jika dilihat dari negara tujuannya, Cina menempati peringkat teratas untuk pengimpor komoditas dari Indonesia. Ekspor non-migas ke Cina pada Maret sebesar US$ 5,48 miliar. Kemudian disusul Amerika Serikat dengan ekspor US$ 2,83 miliar dan India US$ 2,06 miliar.
Kontribusi ketiga negara itu terhadap total ekspor 41,34 persen. Adapun ekspor ke ASEAN sebesar US$ 4,98 miliar dan ke Uni Eropa US$ 1,86 miliar.
Di sisi lain, BPS melaporkan bahwa nilai ekspor dari Indonesia ke Rusia dan Ukraina turun pada Maret. Penurunan terjadi setelah kondisi geopolitik kedua negara tersebut memanas.
“Pengurangan ekspor kita lima terbesarnya ke Rusia, itu berkurang US$ 88,1 juta,” ujar Margo.
Ekspor ke Rusia utamanya turun untuk komoditas lemah dan minyak nabati serta mesin atau peralatan elektrik. Sedangkan ekspor ke Ukraina turun sebesar US$ 23,3 juta untuk komoditas lemak, minyak nabati, kertas karton, dan barang elektrik lainnya.
Baca: Flash Sale, Tiket KA Argo Bromo Anggrek Turun dari Rp 590 Ribu Jadi Rp 75 Ribu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.