Peluang RI Rebut Pasar Rusia di Tengah Maraknya Sanksi Embargo Ekonomi

Minggu, 27 Februari 2022 17:15 WIB

Seorang demonstran menampilkan plakat selama protes anti-perang, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Saint Petersburg, Rusia, 24 Februari 2022. Plakat itu berbunyi: 'Tidak untuk perang di Ukraina! Kembalikan pasukan ke rumah!' REUTERS/Anton Vaganov

TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia berpeluang merebut pasar Rusia untuk sejumlah komoditas di tengah maraknya sanksi embargo ekonomi yang dilancarkan negara-negara barat terhadap negeri beruang putih itu. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan Indonesia bisa mengambil alih produk yang sebelumnya dipasok oleh Rusia.

“Kemungkinannya sangat terbuka lebar,” tutur Bhima saat dihubungi pada Ahad, 27 Februari 2022.

Rusia, kata Bhima, selama ini merupakan produsen pupuk pertanian yang cukup besar. Produksi pupuk di negara itu menembus US$ 7 miliar per tahun.

Dengan adanya konflik geopolitik Rusia dan Ukraina akibat operasi militer, Indonesia disebut-sebut bisa mengambil kesempatan emas untuk memenuhi kebutuhan pupuk dari negara pengimpor. Namun, Indonesia harus lebih dulu meningkatkan produksi pupuk dalam negeri.

“Indonesia masih memiliki cadangan gas yang besar untuk bahan baku pupuk,” ucapnya. Selain pupuk, negara dapat mengambil alih pasar untuk produk kayu, mesin, hingga besi baja yang selama ini banyak dihasilkan oleh Rusia.

Advertising
Advertising

Namun untuk bisa meraih peluang ini, Indonesia harus menaikkan kualitas produk, menurunkan hambatan bea keluar maupun bea masuk di negara tujuan ekspor, hingga membantu sertifikasi bagi pemain ekspor. Tujuannya agar Indonesia memiliki akses di pasar-pasar yang ditinggalkan oleh Rusia.

Asal beberapa syarat terpenuhi, seperti intelijen pasar yang kuat untuk memetakan rantai pasok Rusia ke negara-negara mitra dagangnya, Indonesia dapat memanfaatkan peluang dagang dengan optimal. Sementara itu, dosen Paramadina Graduate School of Diplomacy, Mahmud Syaltout, mengatakan tidak semua pihak merugi saat perang terjadi.

Menurut dia ada beberapa negara yang justru diuntungkan dengan adanya perang terbuka. “Berita terakhir menunjukkan bagaimana konflik Rusia versus Ukraina justru menaikkan sangat drastis beberapa komoditas, khususnya minyak, gas bumi, perak, emas, nikel dan alumunium, serta beberapa mineral lainnya seperti palladium dan lain-lain,” katanya.

Mahmud berujar, Indonesia saat ini dikenal sebagai negara penghasil emas, perak, alumunium, dan nikel. Untuk mendapatkan untung besar dari peningkatan harga komoditas, kata dia, perlu strategi di sektor pertambangan, baik di hulu maupun hilir.

“Termasuk pembangunan smelter dan lain-lainnya. Di sini lah politik bebas aktif Indonesia menemukan relevansi dan signifikansinya,” kata Mahmud.

Baca Juga: 3 Dampak Ekonomi Akibat Perang Rusia-Ukraina, Nasib Indonesia?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

17 jam lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

1 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

1 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

1 hari lalu

Sulawesi Barat Siap Suplai Pangan Penduduk IKN

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memberikan bantuan untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

2 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

3 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

5 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

6 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

7 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

7 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya