Biaya Proyek Kereta Cepat Membengkak Karena Masalah Lempung di Terowongan?
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 17 Januari 2022 20:31 WIB
TEMPO.CO, Purwakarta - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China alais KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, meyakini perkara tanah lempung atau clay shale dalam sejumlah pekerjaan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung tak menambah bengkak biaya proyek tersebut.
"Ini sebenarnya sudah kami masukkan ke dalam kalkulasi cost overrun karena ini menjadi bagian dari unforeseen (tak terduga). Jadi sudah kami masukkan. Jadi kami harapkan tidak ada perubahan terhadap cost overrun," ujar Dwiyana di lokasi pekerjaan Terowongan 2 Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung, Purwakarta, Senin, 17 Januari 2022.
Pada pertengahan 2021, biaya investasi kereta cepat KCIC membengkak sekitar Rp 27,17 triliun. Manajemen saat itu menjelaskan penyebab utama cost overrun adalah konstruksi atau EPC dan pembebasan lahan. Pembebasan lahan untuk proyek sepur cepat sulit lantaran jalur yang dilalui sangat luas dan melewati daerah komersial.
Bengkaknya biaya itu juga disumbang oleh biaya pendanaan atau financing cost. Keterlambatan proyek menyebabkan beban keuangan berupa bunga selama konstruksi membengkak. Di samping itu, biaya head office dan pra-operasi pun melar.
Kenaikan biaya EPC diestimasikan sebesar US$ 0,6 miliar sampai dengan US$ 1,2 miliar, kenaikan biaya pembebasan lahan sekitar US$ 0,3 miliar, kenaikan biaya head office dan pra-operasi US$ 0,2 miliar, kenaikan biaya pendanaan US$ 0,2 miliar, dan kenaikan biaya lainnya US$ 0,05 miliar.
Dengan demikian, estimasi cost overrun ini adalah sekitar US$ 1,4 miliar sampai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 27,17 triliun, dari rencana awal US$ 6,07 miliar. Dari pembengkakan biaya itu, pihak Indonesia yang terdiri dari konsorsium perusahaan BUMN, diperkirakan harus menanggung Rp 4,1 triliun.
Dwiyana mengatakan besar angka pasti pembengkakan biaya proyek itu masih dihitung oleh BPKP. Namun, ia menjelaskan bahwa cost overrun yang terjadi di proyek kereta encang itu bukan saja karena data historis, tapi juga dihitung dari biaya yang berpotensi terjadi.
<!--more-->
"Karena kita hitung sampai terakhir proyek selesai. Jadi saat BPKP reviu, kami masih melakukan kajian-kajian. Jadi nanti secara paralel KCIC akan hitung kembali cost overrun yang bisa kita turunkan bersamaan BPKP lakukan reviu," ujar Dwiyana.
Seperti diketahui, permasalah tanah lempung sebelumnya menyebabkan pekerjaan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung tidak bisa selesai pada akhir tahun ini.
"Jadi ada kendala yang kita kalkulasi secara teknis kita akan sulit untuk COD (commercial operation date) di bulan Desember," kata Dwiyana. Belakangan Presiden Joko Widodo menargetkan proyek ini bisa beroperasi pada Juni 2023.
Ia mengatakan persoalan itu sudah dibahas dengan kementerian terkait hingga saat ini. Salah satu persoalan yang masih hangat dibicarakan adalah mengenai tanah lempung atau clay shale di pekerjaan Terowongan 2, Terowongan 4, dan Terowongan 6.
Untuk menyelesaikan dan mempercepat pekerjaan di sana, Dwiyana mengatakan pihaknya sempat mencoba berbagai solusi, mulai dari metode 9-bench hingga metode menggali ke empat arah, namun solusi tersebut belum maksimal hasilnya.
Ia mengatakan persoalan yang terjadi di Tunnel 2 itu menghambat pekerjaan-pekerjaan lainnya yang berkaitan. Misalnya pekerjaan ereksi box girder yang terhambat lantaran pekerjaan tunnel yang belum rampung.
"Peer sudah ada, tapi erection box girder terhambat tunnel 2, 4, dan 6. Ini yang secara kalkulasi teknis bisa menimbulkan potensi bahwa di Desember belum berprogress 100 persen," ujar Dwiyana.
Akhirnya, bersama dengan ahli dari Cina dan Intitut Teknologi Bandung, mereka memutuskan untuk melakukan surface grouting. Dengan metode itu, lapisan di atas tunnel dibor dan diisi dengan beton untuk memperkuat konstruksi tanah.
Sebelum adanya solusi itu, progress per hari hanya bisa dicapai 50-80 centimeter lantaran perseroan berhati-hati dengan adanya clay shale. Dengan adanya solusi itu, Dwiyana menargetkan pekerjaan terowongan akan tuntas seluruhnya pada April 2022.
CAESAR AKBAR
BACA: KCIC Ungkap Masalah Teknis yang Bikin Proyek Kereta Cepat Gagal Kelar 2022