TEMPO.CO, Purwakarta - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China alias KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, menjelaskan duduk persoalan yang menyebabkan pekerjaan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung tidak bisa selesai pada akhir tahun ini.
"Jadi ada kendala yang kita kalkulasi secara teknis kita akan sulit untuk COD (commercial operation date) di bulan Desember," kata Dwiyana di lokasi pekerjaan Terowongan 2 Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung, Purwakarta, Senin, 17 Januari 2022. Belakangan Presiden Joko Widodo menargetkan proyek ini bisa beroperasi pada Juni 2023.
Ia mengatakan persoalan itu sudah dibahas dengan kementerian terkait hingga saat ini. Salah satu persoalan yang masih hangat dibicarakan adalah mengenai tanah lempung atau clay shale di pekerjaan Terowongan 2, Terowongan 4, dan Terowongan 6.
Menurut Dwiyana, hampir seluruh area di tunnel 2 berjenis tanah clay shale yang saat digali, apabila terkena air atau tanah, akan mengembang. Saat tanah ini mengembang, daya dukung tanah akan berkurang 80 persen dan menyebabkan longsor.
"Benar-benar secara properties sangat masif dan mengganggu. Dia benar-benar mengembang. Jadi Tunnel 2 ini seharusnya setahun, kita sudah lewati tiga tahun," ujar Dwiyana.
Untuk menyelesaikan dan mempercepat pekerjaan di sana, Dwiyana mengatakan pihaknya sempat mencoba berbagai solusi, mulai dari metode 9-bench hingga metode menggali ke empat arah, namun solusi tersebut belum maksimal hasilnya.